Menyusuri Sitinjau Lauik, Jalan Ekstrem di Sumbar yang Tersohor
Jalan Sitinjau Lauik tersohor di media sosial. Jalur sepanjang 15 kilometer ini menghubungkan Kota Padang dengan Solok terkenal ekstrem.
Jalan Sitinjau Lauik tersohor di media sosial. Jalur ekstrem sepanjang 15 kilometer ini menghubungkan Kota Padang dengan Solok.
Menyusuri Sitinjau Lauik, Jalan Ekstrem di Sumbar yang Tersohor
Bagian dari jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat dan Jambi ini menanjak, menurun, serta berkelok-kelok dengan tikungannya yang curam dan esktrem, sehingga menjadi salah satu faktor pemicu kecelakaan.
Dibutuhkan kehati-hatian ekstra saat berkendara di Sitinjau Lauik. Jalur ini tersohor ekstrem di mata netizen karena sering terjadi kecelakaan, mulai dari kendaraan yang tidak mampu menanjak hingga rem blong saat menurun.
- Saking Bahagia Jalan Kampungnya Diaspal, Warga di Gunungkidul Tunaikan Nazar Merangkak 1 Kilometer
- Horor! Buntut Warga Blokir Jalanan di Jambi, Macet Mengular Hingga 30 Kilometer
- Tempuh 2.001 Kilometer, Begini Perjalanan Tim Kirab Pataka Jer Basuki Mawa Beya Keliling Jawa Timur
- Potret Jalanan Paling Ekstrem di Indonesia dengan Sudut 45 Derajat, Ketahui Sejarahnya
Saking ekstremnya, tanjakan di jalan ini ada yang menyerupai sudut 45 derajat, sehingga tidak memungkinkan 2 mobil besar berpapasan.
Beberapa waktu lalu, merdeka.com menyusuri jalan tersebut dari Kota Padang menuju Solok menggunakan sepeda motor. Jalan ini bersisi bukit dan jurang. Truk bermuatan berat kerap dijumpai di jalan ini, sehingga memang dibutuhkan kehati-hatian ekstra saat berkendara.
Saat berpapasan ketika menuruni tanjakan yang menyerupai sudut 45 derajat, pengemudi harus bergantian saat melintas agar bisa menaklukkan tikungan Sitinjau Lauik, karena tidak memungkinkan duamobil berukuran besar berpapasan.
Apabila hendak melewati Stinjau Lauik, pengguna roda dua maupun roda empat harus ekstra hati-hati. Kondisi kendaraan harus benar-benar baik guna meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Terlebih saat ini kondisi cuaca tidak bersahabat. Jalan semakin licin saat hujan mengguyurnya.
Pengendara harus lebih ekstra hati-hati lagi pada malam hari. Lampu penerang di jalan ini minim.
Namun, pengendara cukup terbantu dengan adanya "Pak Ogah" di tikungan yang ekstrem itu. Mereka membantu mengatur jalan di tanjakan yang curam.