Mesum dengan selingkuhan, kakek penggembala bebek terjaring razia
"Kami sama-sama menggembalakan bebek pak. Kami tadi sepakat ke hotel, kami memang pacaran pak," ujar I Wayan St.
Nekat, itulah gambaran yang tepat buat kakek-nenek pengangon (penggembala) bebek di Jembrana, Bali ini. Bukannya menggembalakan bebek di sawah dengan baik, mereka justru masuk sebuah losmen dengan tarif short time Rp 25 ribu, untuk main 'kuda lumping'. Alhasil mereka pun diamankan polisi saat menggelar operasi yustisi.
Pasangan mesum kakek nenek ini adalah, Wayan ST (52) dan Ni Ketut MT (52), keduanya warga Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali. Saat pintu losmen digedor si kakek yang sudah telanjang dada dan masih mengenakan celan pendek ini langsung gelagapan dan ngaku hanya pijat.
Dengan tangan dan kaki gemetaran, I Wayan St, mengiba agar tidak dibawa ke kantor polisi. Bahkan pria yang diketahui sebagai pengangon (penggembala) bebek ini saat itu hanya mengenakan celana dalam.
Sementara kekasih gelapnya Ni Ketut MT yang juga mengaku penggembala bebek masih terbaring di tempat tidur dengan hanya mengenakan pakaian dalam.
Mengetahui pemandangan tak sedap tersebut, polisi kemudian menyuruh pasangan mesum tersebut mengenakan kembali pakaiannya untuk selanjutnya digiring ke Mapolsek Mendoyo guna didata dan diberikan pembinaan.
"Kami sama-sama menggembalakan bebek pak. Kami tadi sepakat ke hotel, kami memang pacaran pak, dan ini baru pertama kami lakukan," ujar I Wayan St kepada petugas.
Dia juga mengaku telah memiliki istri dengan tiga anak dan empat cucu. Sementara kekasih gelapnya yang juga masih terhitung tetangganya mengaku tidak memiliki suami lantaran belum pernah menikah.
"Kami kapok pak, kami sudah tua kalau sampai masalah ini diketahui keluarga jelas kami malu," tuturnya lirih saat digiring ke Mapolsek Mendoyo, Jumat (22/5).