Misi Dibawa Prabowo dalam Lawatan ke Luar Negeri, Beri sinyal Indonesia Terbuka buat Investasi
Edy menjelaskan Indonesia memiliki banyak ruang di bidang industri dan manufaktur
Pimpinan MPR RI Eddy Soeparno yang kini bertugas di Komisi XII DPR RI mengatakan kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto tidak sebatas kerja sama regional tetapi mampu menunjukkan ke mata dunia bahwa Indonesia terbuka untuk investasi.
"Harapan kita besar, optimisme kita besar. Lawatan Pak Prabowo ke luar negeri itu akan membawa manfaat yang besar. Karena Pak Prabowo itu tidak hanya sekedar akan menguatkan kerjasama regional saja, tetapi juga akan menunjukkan kepada masyarakat internasional, bahwa Indonesia itu terbuka untuk investasi," kata Edy Soeparno kepada wartawan di gedung DPR/MPR, Jumat (8/11).
- Menteri PU soa Investasi Asing di Ibu Kota Nusanttara: Ada Omon-Omon, tapi Belum
- Prabowo Undang Investor ke Indonesia: Kami Butuh Investasi USD600 Miliar
- Prabowo Ingin Indonesia Bisa Produksi Mobil, Motor hingga Komputer Sendiri
- Sederet Misi Lawatan Perdana Prabowo ke Luar Negeri, Mulai Pedagangan hingga Energi Hijau
Edy menjelaskan Indonesia memiliki banyak ruang di bidang industri dan manufaktur yang dapat dilirik oleh masyarakat internasional sebagai tempat investasi.
"Jadi silakan yang mau investasi di bidang industri, manufaktur silahkan masuk ke Indonesia. Nanti kita akan bersama-sama melakukan penguatan ekspor di Indonesia. Saya kira itu tentu terbuka dan selama ini kan juga sudah ada penguatan terkait investasi IKN, terutama dengan Singapura," ujarnya.
Sebelumnya Edy menyebut Indonesia tidak hanya terbuka untuk masalah transisi energi yang selama ini selalu digaungkan, tetapi juga ingin menuntut supaya ada kesamaan dan keberpihakan terhadap negara-negara yang kini ingin bertransisi dari aspek energi, namun tidak dibantu dari segi pendanaan.
Dia mengatakan beberapa agenda besar yang nantinya akan dilakukan Prabowo selama melakukan kunjungan kerja ke luar negeri diantaranya menyampaikan terkait masalah perbedaan seperti kesenjangan teknologi atau kesenjangan digital antara negara-negara dalam G20.
Selain itu, ia menyebut Prabowo juga akan menekankan dan mempererat kerjasama dengan negara lain.
"Pak Prabowo juga akan menekankan perlunya kerjasama yang lebih erat lagi, kolaboratif, di mana pasar itu dikuatkan kerjasamanya, bukan justru ditutup dalam rangka pembahasan di APEC misalnya. Saya kira itu agenda-agenda besar yang akan dibawa Pak Prabowo," ujarnya.
Edy menyebut kehadiran Prabowo di APEC dan G20 akan menunjukkan kepemimpinan Indonesia sebagai negara yang besar dan berdaulat.
Dia mengatakan Prabowo juga akan memperjuangkan bagaimana produk-produk Indonesia tetap masuk ke luar negeri serta produk-produk asing yang masuk tetap sesuai dengan perjanjian perdagangan.
Tugas buat Gibran
Sementara itu, terkait Gibran Rakabuming Raka yang sementara akan menggantikan tugas dan peran Presiden Prabowo, Edy menyebut hal itu merupakan protokol standar kenegaraan yang harus dijalankan oleh wakil presiden.
"Saya kira mungkin tidak perlu disampaikan tetapi itu otomatis. Otomatis bahwa ketika presiden tidak berada di dalam negeri, yang menggantikan adalah fungsinya perannya wakil presiden. Saya kira itu sudah menjadi protokol standar kenegaraan," kata Edy Soeparno.
Edy menjelaskan bahwa tanpa diumumkan, secara otomatis sudah merupakan tugas dan tanggung jawab wakil presiden untuk menggantikan peran dan fungsi presiden, ketika presiden berada di luar negeri.
Dia mengatakan tidak diumumkan tugas Gibran selama Prabowo melakukan kunjungan kerja pun tidak menunjukkan adanya rasa ketidakpercayaan Prabowo terhadap Gibran di mata MPR.
"Bukan masalah bantah atau membantah tetapi itulah protokol standar kenegaraan yang memang demikian. Jadi tanpa kita sebut pun secara otomatis akan berjalan seperti itu," ujarnya.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, Jumat (08/11), dengan mengunjungi sejumlah negara untuk melakukan pertemuan bilateral dan multilateral.
Reporter Magang : Maria Hermina Kristin