Misteri Kasus Balita Tewas Tanpa Kepala di Samarinda
Warga Samarinda digegerkan dengan penemuan jasad balita tanpa kepala di parit, Jalan Pangeran Antasari II RT 30, Teluk Lerong Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur.
Warga Samarinda digegerkan dengan penemuan jasad balita tanpa kepala di parit, Jalan Pangeran Antasari II RT 30, Teluk Lerong Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur. Balita tersebut diketahui bernama Ahmad Yusuf Ghazali (4).
Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa mengatakan jasad balita Ahmad Yusuf Ghazali, sejak ditemukan, memang sudah tidak utuh lagi.
-
Apa kegiatan yang diadakan di Banyuwangi untuk menghibur anak yatim? Melalui Festival Anak Yatim (FAY) menghadirkan kecerian bagi 1445 anak yatim di Banyuwangi. "Kami ingin menjadi bagian dari anak-anak titipan Tuhan ini untuk mewujudkan impiannya. Menghadirkan keceriaan dan kebahagiaan bagi mereka," ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka acara di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Rabu (26/7/2023).
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Bagaimana cara Festival Anak Yatim di Banyuwangi merangsang bakat anak? "Tidak sekadar main-main, tapi kita rangsang pula bakat dan minat anak-anak ini. Supaya mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk menentukan cita-cita mereka kelak," imbuh Ipuk.
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Apa yang dilakukan anak muda saat ngabuburit di pinggir rel kereta di Purwakarta? Mereka sekedar berfoto, membuat video dan mengabadikan kereta api yang melintas.
"Banyak anggota tubuh dari korban yang sudah tidak ada. Kemungkinan besar, karena sudah cukup lama sejak kejadian, sudah 16 hari," ujar Damus, Senin (9/12).
Pihak polisi masih menyelidiki apa penyebab kematian Yusuf. Berikut kasus tewasnya balita tanpa kepala yang masih menjadi misteri:
Dilaporkan Hilang
Sebelum ditemukan tewas secara mengenaskan, Yusuf dilaporkan dilaporkan hilang saat masih berada di sekolah PAUD Jannatul Atfhaal Jumat (22/11) pukul 15.00 WITA. Bambang Sulistyo (37) dan Meli Sari (30), meyakini jasad yang ditemukan di parit adalah anak balitanya yang hilang.
"Sudah, sudah dipastikan itu anak saya. Istri saya tadi yang melihat pakaiannya. Iya benar, itu anak saya," kata Bambang, kepada merdeka.com, di kamar jenazah RSUD AW Syachranie, Minggu (8/12).
Polisi menyimpulkan sementara ini, jenazah balita itu adalah balita dari orangtua Bambang, yang hilang sekitar dua pekan terakhir ini.
"Itu dilihat dari ciri pakaian jenazah saat ditemukan, dengan pakaian yang dikenakan saat hari terakhir itu (di PAUD)," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa, ditemui malam ini.
Diketahui, balita Yusuf diketahui hilang Jumat (22/11) sore, sekitar pukul 15.00 Wita. Saat itu, ada 2 ibu asuh/pendamping, dimana 1 ibu asuh mengasuh 7 anak. Saat salah satu ibu asuh buang air kecil, Yusuf bersama anak lain dijaga ibu asuh kedua, yang kemudian membuat susu di dapur.
Namun, usai buang air kecil, ibu asuh pertama tidak lagi melihat Yusuf. Kepala Sekolah PAUD Jannatul Athfaal Mardiana melaporkan itu ke orangtua Yusuf. Hingga akhirnya, orangtua korban melapor ke Polsek Samarinda Ulu, sehari kemudian, Sabtu (23/11) lalu.
Tolak untuk Diautopsi
Untuk mengetahui penyebab kematian putranya, Bambang Sulistyo menolak anaknya untuk diautopsi, dan berkeinginan memakamkan putranya malam ini juga.
"Habis dimandikan, langsung bawa pulang," terang Bambang, Minggu (8/12).
Sementara itu, terkait penolakan autopsi balita Yusuf dari pihak keluarga, Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa mengatakan hal tersebut tidak masalah. "Tetap, kita melakukan pemeriksaan kembali," ucap dia, Senin (9/12).
"Apakah benar jasad anak itu adalah anak dari Pak Bambang (ayah kandung balita Yusuf)? Kita hanya menguatkan, walaupun tadi malam, disampaikan ciri melekat anak itu terkait pakaian, sesuai dengan anak itu," sambung Damus.
Kesaksian Pengelola PAUD
Sementara itu, Kepala Sekolah PAUD Jannatul Athfaal Mardiana menuturkan, pihaknya dimintai keterangan soal kronologi hilangnya Yusuf hingga diduga tercebur ke parit.
"Mulai dari balita Yusuf datang dan disambut bundanya (ibu asuh) sampai di akhir kejadian (balita Yusuf hilang)," kata Mardiana.
Dia mengaku bersama ibu asuh sudah dua kali mencari Yusuf di sekitar sekolah PAUD usai tidak melihatnya di dalam ruangan. "Dua kali keliling-keliling. Saat itu juga tidak banjir, tidak hujan," ujar Mardiana.
Polisi Gelar Prarekonstruksi
Polisi melakukan pra rekonstruksi di sekolah PAUD yang diduga lokasi hilangnya balita Ahmad Yusuf Ghazali (4). Yusuf hilang sekitar 2 Minggu lalu dan jasadnya ditemukan tanpa kepala di parit.
Sekitar 25 personel tim Reskrim gabungan Polsek dan Polresta Samarinda, termasuk tim Inafis memulai pra rekonstruksi sekitar pukul 08.15 WITA. Prarekonstruksi dilakukan di dalam ruangan dan luar sekolah PAUD. Tim Inafis juga menyelidiki alur parit terkait dugaan balita Yusuf tercebur hingga terseret arus hingga lokasi jasadnya ditemukan.
"Kami lakukan belasan adegan prarekon. Di mana awal anak itu dinyatakan hilang 22 November kemarin. Kami tanyakan ke pemilik tempat penitipan," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa ditemui di lokasi, Senin (9/12).
Damus menerangkan, adegan prarekonstruksi belum mengerucut kepada dugaan tindakan kriminal yang menyebabkan kematian balita Yusuf. "Sejauh ini tidak ada (dugaan tindak kriminal). Ini prarekon untuk awal saja," ujar Damus.
Polisi terus bergerak menyelidiki kasus meninggalnya balita Yusuf. Tercatat, tidak kurang 9 saksi telah dimintai keterangan.
Warga Bantu Polisi Cari Kepala Jasad
Polisi dan warga saat ini masih terus berusaha mencari kepala Yusuf yang jasadnya ditemukan di parit. Relawan kebencanaan Samarinda, bergerak mencari organ tubuh balita Yusuf.
Tidak kurang 15 personel, sekira pukul 11.30 Wita tadi, memulai penelusuran parit besar hingga kecil, dari titik penemuan jasad balita Yusuf, di permukiman Jalan Pangeran Antasari II RT 30 Kelurahan Teluk Lerong Ilir.
"Kami lakukan pencarian di darat dan di air. Baik itu mulai dengan jalan kaki menelusuri parit sampai menggunakan perahu," kata salah satu koordinator relawan kebencanaan Info Taruna Samarinda (ITS) Joko Iswanto, kepada merdeka.com, Senin (9/12) siang.
(mdk/dan)