Misteri tewasnya wanita penjaga toko di Bandara Soetta
Lita ditemukan sudah meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan di sekitar kebun kawasan Jalan Bayur.
Lita Dewi Utari (22), warga Kampung Kebon Biaya, Desa Pangkalan, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, ditemukan tewas mengenaskan di sekitar kebun kawasan Jalan Bayur, Kelurahan Koang Jaya, Karawaci, Kota Tangerang, Selasa (2/8). Perempuan penjaga toko aksesoris ponsel di Terminal 1C, Bandara Soekarno-Hatta tersebut ditemukan dalam kondisi setengah badan mengenaskan.
"Keluarga tahu kalau Lita tidak masuk kerja setelah bosnya menghubungi keluarga, kenapa Lita tidak masuk kerja, kok enggak kasih kabar. Padahal Lita pada 21 Juni 2016 itu pamitnya berangkat kerja, bahkan diantar kakaknya sampai ke Kampung Melayu, Tangerang," tutur paman Lita, Iwan Rusidon di Tangerang belum lama ini.
Menurut dia, bos pemilik toko menghubungi keluarga lantaran ponsel Lita tidak dapat dihubungi. Pihak keluarga yakin kalau Lita adalah korban pembunuhan, lantaran seluruh hartanya seperti cincin emas dan perhiasan lain kondisinya utuh.
"Hanya ponselnya yang hilang," terang Iwan.
Lita dilaporkan hilang sejak 22 Juni. Saat ditemukan kondisi jasad Lita sudah mengenaskan. Kondisi setengah badannya sudah mengenaskan. Bagian pinggul ke atas jenazah sudah tinggal tulang belulang. Sedangkan bagian pinggul ke kaki masih ada.
Kematian Lita mengguncang keluarganya. Sang ayah, Sambas (70) sangat terpukul atas kabar tersebut.
"Ayahnya terpukul banget, depresi melihat jasad anaknya. Kalau ibunya sudah lama meninggal," terang Iwan.
Sementara itu polisi kesulitan mengusut kematian Lita. Hal ini lantaran kondisi Lita yang mengenaskan.
"Dari hasil autopsi dokter RSUD Kabupaten Tangerang tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, karena kondisinya sudah rusak hampir jadi tulang. Ini yang menyulitkan kami," kata Kapolsek Karawaci Kompol Munir Yaji.
Munir mengatakan, masih melakukan penyelidikan lebih dalam terkait kematian korban. Dia diperkirakan sudah tewas sekitar dua pekan lalu.
"Kita masih selidiki kasus ini. Sementara kita belum ketahui penyebab kematiannya," ujar Munir.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Wiji Lestanto mengatakan, buat mengungkap kasus ini, pihaknya membentuk tim khusus terdiri dari Polres Metro Tangerang, Polsek Karawaci, dan Polsek Teluknaga.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Kapan angin kencang menerjang Desa Watuagung, Kabupaten Semarang? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
-
Kenapa penonton konser di Tangerang marah dan membakar panggung? Kesal sudah membeli tiket namun tidak bisa menonton band idola, sejumlah penonton konser mengamuk. Mereka hilang kendali, menumpahkan kekesalan dengan membakar sound system dan panggung. Harga tiket yang dibanderol Rp115.000 makin menambah kekesalan mereka.
-
Tempat wisata apa yang menawarkan pemandangan indah hutan dan sungai di Tangerang? Tebing Koja menawarkan panorama alam yang memukau, terutama saat matahari terbenam. Dari atas tebing, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan hutan dan sungai yang hijau, serta kota Jakarta yang terlihat jauh di kejauhan.
-
Kenapa tabebuya ditanam di Magelang? Saat itu bunga tabebuya ditanam sebagai pohon perindang di kawasan Jalan Pahlawan, Jalan Pierre Tendean, kawasan Jurangombo, dan Jalan Sudirman.
Baca juga:
Mayat busuk setengah badan hebohkan warga Karawaci Kota Tangerang
Mayat busuk setengah badan di Karawaci berjenis kelamin perempuan
Dilaporkan hilang, wanita ini ditemukan tewas mengenaskan
Mayat wanita cantik di Tangerang bekerja di Bandara Soekarno-Hatta
Lita tewas mengenaskan, sang ayah depresi
Polisi mengaku kesulitan usut kematian Lita