Modus belanja, trio pengedar upal di Cilacap sasar pasar tradisional
Atas kejadian tersebut, korban datang ke polsek Gandrungmangu untuk laporan. Mendasari laporan tersebut unit reskrim polsek Gandrungmangu melakukan penyelidikan dan mencari bukti dari para saksi-saksi.
Bermodus berbelanja kebutuhan sandang, tiga perempuan asal Kabupaten Cilacap bersekongkol edarkan uang palsu (upal). Mereka menyasar lapak-lapak pedagang di kompleks pasar tradisional di wilayah Kecamatan Gandrungmangu.
Ketiga pelaku tersebut, yakni SH (57) warga desa tegal sari Sidareja, WR (45) desa Saudagaran Sidareja, dan SM (54) desa Tritih wetan Jeruklegi Cilacap.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Siapa Cecep? Cecep Abdullah berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemuda 26 tahun ini sempat viral di media sosial lantaran berkeliling kampung untuk membersihkan masjid.
-
Bagaimana cara membuat Celimpungan, kudapan khas Palembang? Celimpungan berbentuk bulat dengan diamter 10 cm. Kuahnya sendiri terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Melansir dari beberapa sumber, Celimpungan diambil dari kata "plung" atau dari bunyi saat mencemplungkan adonan dari biji ke dalam kuah saat merebusnya.
-
Bahan bakar ramah lingkungan apa yang diluncurkan di Cilacap? Pada pekan lalu, bahan bakar kapal ini diekspor untuk pertama kalinya ke Singapura. Jumlah bahan bakar yang diekspor mencapai 200.000 barel. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sukses melakukan lifting perdana ekspor produk baru bahan kapal, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur.
Kapolsek Gandrungmangu, AKP Agus Subagyo mengatakan ketiganya ditangkap di komplek los lapak area pasar Induk Gandrungmangu Kabupaten Cilacap. Kasus upal ini mulai terungkap ketika pedagang yang jadi korban gagal menabung sejumlah uang saat disetorkan pada bank. Sejumlah uang hasil penjualan diduga oleh pihak bank palsu.
Hasil penyelidikan, Subagyo menjelaskan modus operandi yang dilakukan pelaku datang membeli sepatu dan tas. Kemudian terjadi transaksi dan kesepakatan harga dari kedua barang tersebut seharga Rp 120 ribu. Selanjutnya pembeli membayarnya dengan uang pecahan kertas 2 lembar senilai Rp 100 ribu.
"Setelah lapak tutup sekira jam 13.00 WIB, korban pergi ke bank untuk menabung uang hasil pendapatan hari itu. Namun setelah di bank oleh petugas teller bank uang tersebut dikembalikan karena diduga palsu", kata Subagyo, Minggu (18/2).
Atas kejadian tersebut, korban datang ke polsek Gandrungmangu untuk laporan. Mendasari laporan tersebut unit reskrim polsek Gandrungmangu melakukan penyelidikan dan mencari bukti dari para saksi-saksi.
Dari hasil penangkapan tersebut disita barang bukti berupa, 3 lembar upal senilai Rp 100 ribu. 1 pasang sepatu sandal warna Coklat, 1 tas gendong warna hitam, 1 centong nasi, 1 alat untuk mengupas pepaya, 1 kerudung atau jilbab dan 1 caping hasil pembelian di pasar dengan upal.
Akibat perbuatan tersebut para pelaku bakal dijerat dengan Pasal sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (2) , (3) Jo pasal 26 ayat (2) dan (3) UU RI nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang rupiah dan atau pasal 245 jo 55 ayat (1) KUHP.
"Kami masih terus mengembangkan kasus ini lebih lanjut," ujar Subagyo.
Baca juga:
Usai minum-minum di diskotek, spesialis pembuat uang palsu ditangkap
Komplotan pengedar uang palsu dibekuk polisi, 3.000 lembar pecahan USD 100 disita
Bareskrim sita 2.970 lembar upal pecahan Rp 50.000, 4 pelaku diciduk
Peredaran uang palsu jelang pilkada di Cilacap meningkat, kades ditangkap
Tukang ojek Cilacap belanjakan uang palsu demi dapat uang asli