Moeldoko Ungkap Ada Kelompok yang Ingin Manfaatkan Gerakan Massa Pada 22 Mei
Moeldoko enggan membocorkan kelompok yang melancarkan aksi tersebut. Hanya saja, dia memperingatkan soal rencana pihak tertentu yang ingin membuat kisruh di tanggal 22 Mei.
Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan ada kelompok yang ingin memanfaatkan situasi saat hari pengumuman hasil pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang. Dia menyebut agenda terselubung dari kelompok ini disusun secara sistematis.
"Saya ingin menjelaskan, bahwa ada upaya sistematis yang akan memanfaatkan situasi kalau terjadi pengumpulan massa. Ini harus dipahami betul oleh semua pihak. Rencana ini bukan main-main, sungguhan. Ada sekelompok tertentu yang ingin situasi dimanfaatkan sebaik-sebaiknya," kata Moeldoko di Posko TKN Jokowi-Ma'ruf, Jalan Cemara, Jakarta, Jumat (17/5).
-
Apa itu People Power? People Power adalah gerakan rakyat menggulingkan kekuasaan otoriter.
-
Mengapa People Power penting dalam demokrasi? Dalam sebuah negara demokrasi, rakyat memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan, rakyat disebut memiliki kedudukan tertinggi dalam negara demokrasi. Di mana rakyat menjadi pilar utama dalam membentuk dan mengarahkan arus kebijakan dan tindakan pemerintah.
-
Siapa yang memimpin gerakan People Power di Filipina? Gerakan ini muncul sebagai bentuk demonstrasi anti kekerasan untuk menggulingkan kekuasaan Marcos. Puncak dari gerakan ini terjadi pada pemilihan presiden kilat pada tahun 1986, dimana Marcos secara kontroversial dinyatakan sebagai pemenang. Hal ini memicu protes massal di seluruh negeri yang dipimpin oleh istri dari Benigno 'Ninoy' Aquino, yaitu Corazon Aquino.
-
Kapan People Power pertama kali terjadi? Sejarah adanya People Power, bermula di negara Filipina.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Di mana Syawalan Morodemak digelar? Syawalan Morodemak merupakan sebuah ritual sedekah laut yang digelar di Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang.
Moeldoko enggan membocorkan kelompok yang melancarkan aksi tersebut. Hanya saja, dia memperingatkan soal rencana pihak tertentu yang ingin membuat kisruh di tanggal 22 Mei.
"Bisa perorangan bisa terorisme, ya lihat nanti saja perkembangannya. Tidak perlu saya sampaikan dan jelaskan secara detail. Tapi saya perlu sampaikan bahwa ada upaya untuk membuat situasi jadi tidak baik," tegas Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, peringatan ini bukan rekayasa atau skenario yang dibuat oleh pemerintah. "Sama sekali bukan. Ini skenario yang disiapkan kelompok tertentu. Saya harus tegas dan clear," jelasnya.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat Indonesia tidak berkumpul satu titik tertentu agar tidak ditunggangi oleh kelompok tersebut. "Pada akhirnya digunakan sebagai tempat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu itu. Semuanya rugi, semuanya dari kita akan rugi. Ngapain jauh-jauh dari luar kota ke Jakarta, tahu-tahu menghadapi sebuah musibah," imbuhnya.
Selain itu, Moeldoko membantah jika aparat keamanan menerjunkan penembak jitu atau sniper saat KPU mengumumkan pemenang Pemilu 2019.
"Saya ingin tegaskan, tidak ada sniper. Jadi supaya paham agar tidak digulung jadi berita yang merugikan pemerintah. Saya katakan dengan tegas, tidak ada sniper," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Moeldoko Sebut Narasi Kubu Prabowo Saat ini Persis Pilpres 2014
Dukung Pemerintah, Bawaslu Nilai Tak Perlu Bentuk TGPF Kematian Petugas KPPS
Moeldoko Tanggapi Pengancam Jokowi: Jangan Ada Maaf, Tindak Saja!
Tanggapan Moeldoko Soal Status Tersangka Bachtiar Nasir & Eggi Sudjana
Moeldoko sebut Isu Petugas KPPS Diracun adalah Pemikiran Sesat