Mohamad Nasir: Mahasiswa sukses biasanya dengan fasilitas terbatas

Tidak sedikit mahasiswa dengan fasilitas berlebihan, justru terperosok pada banyak masalah.

Kesuksesan tidak selalu diraih dengan fasilitas yang serba tersedia, justru banyak mahasiswa mengantongi kesuksesan dengan fasilitas yang serba pas-pasan bahkan kekurangan. Sebaliknya tidak sedikit mahasiswa dengan fasilitas berlebihan, justru terperosok pada banyak masalah.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Mohamad Nasir berpesan kepada mahasiswa penerima bantuan pendidikan Bidikmisi dan Beasiswa Afirmasi 2015 agar tidak berkecil hati. Kuliah dengan pembiayaan seadanya, jika digunakan secara baik akan mengantarkan kepada kesuksesan, karena memang kesungguhan niat telah tumbuh dari dalam hati.

"Ternyata (seperti data yang disampaikan di slide) bisa mencapai prestasi yang luar biasa. Jangan berkecil hati dan rendah diri. Orang sukses biasanya dari fasilitas yang biasa-biasa saja, bukan berfasilitas penuh. Kerja keras, cerdas dan ikhlas itu kuncinya," kata Mohamad Nasir di Universitas Brawijaya Malang, Selasa (10/11).

Nasir menyerahkan secara simbolik kepada kurang lebih 600 peserta perwakilan penerima beasiswa Bidikmisi 2015 dari 35 Perguruan Tinggi di Jawa Timur. Para mahasiswa mendapatkan beasiswa dari Menristek Dikti selama empat tahun masa kuliah dengan besaran Rp 600 Ribu per semester.

"Kalau bisa melakukan itu (memanfaatkan kuliah dengan baik), saya yakin Anda bisa menjadi pemimpin di masa depan," ujar Nasir.

Jumlah penerima beasiswa Bidikmisi di antaranya Universitas Brawijaya (UB) sebanyak 980 mahasiswa, Politeknik Negeri Malang (Polinema) sebanyak 50 mahasiswa, Universitas Negeri Malang (UM) sebanyak 300 mahasiswa, Institusi Teknologi 10 November Surabaya (ITS) sebanyak 25 mahasiswa dan Universitas Airlangga Surabaya (Unair) sebanyak 25 mahasiswa.

Politeknik Negeri Surabaya (PENS) sebanyak 10 mahasiswa, Universitas Jember sebanyak 10 orang dan beberapa universitas lainnya.

Nasir juga mengingatkan, kunci untuk sukses tidak hanya kerja keras, tetapi perlu diimbangi dengan kepandaian dan keikhlasan. "Ikhlas bekerja sepenuh hati, bukan belajar karena beban. Jika dosen memberi tugas, Anda harus ikhlas menjalankannya," ungkap Nasir.

Pemerintah, kata Nasir ingin memutuskan mata rantai kemiskinan dengan cara meningkatkan pendidikan. Karena dengan pendidikan, orang diajak bisa berpikir kreatif dan inovatif.

"Selama ini perguruan tinggi tidak pernah disentuh oleh orang miskin, maka pemerintah hadir di situ. Karena biaya kuliah tidak ada, Pemerintah hadir melalui program Bidikmisi ini," tegasnya.

Nasir menegaskan, Bidikmisi semakin diperketat untuk menghindari penerima salah sasaran. Penilaian dari akademik serta pengecekan kondisi ekonomi keluarga semakin dimaksimalkan.