MPR minta protes Singapura soal Usman-Harun jangan digubris
Hajriyanto meminta Indonesia membuat kapal yang lebih canggih dari Usman-Harun dan dinamakan KRI Usman Harun II.
Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Thohari meminta pemerintah tak usah menghiraukan protes Singapura soal pemberian nama kapal KRI Usman-Harun milik TNI AL. Dia menyebut Singapura keterlaluan jika melarang, karena Usman-Harun adalah pahlawan Indonesia.
"Protes keberatan Singapura tidak perlu digubris. Singapura itu memang kebangetan kebutaannya kalau sampai tidak tahu bahwa Usman dan Harun itu pahlawan nasional Indonesia," ujar Hajriyanto dalam pesan singkat, Jumat (7/2).
Politikus Partai Golkar ini meminta agar Indonesia membuat kapal yang lebih canggih dari Usman-Harun. Kapal itu, kata dia, baiknya dinamakan KRI Usman-Harun II.
"Saya rasa keberatan tersebut tidak perlu kita gubris. Bahkan kalau perlu kita buat lagi Kapal Perang yang lebih besar dan lebih canggih lagi dan kita namakan KRI Usman-Harun II. Biarkan saja Singapura jempling-jempling koyo pitik ditutu ngalu," tegas Hajriyanto.
Sekedar informasi, Indonesia menamakan salah satu kapal lautnya dengan nama pahlawan, yaitu KRI Usman Harun. Nama kapal tersebut terdiri dari 2 nama, yakni Usman dan Harun Said. Keduanya anggota Komando Korps Operasi (sekarang Marinir).
Penamaan itu mendapat penolakan dari Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam. Alasannya, 2 orang tersebut pernah mengebom MacDonald House di Orchard Road. Dari kejadian tersebut, 3 orang tewas dan membuat kedua marinir itu menerima hukuman mati di Singapura pada 17 Oktober 1968.
Baca juga:
Diprotes Singapura, Indonesia tak akan ubah nama KRI Usman Harun
Ketika Indonesia bela mati-matian vonis mati Usman dan Harun
Aksi Usman-Harun, prajurit marinir TNI AL mengebom Singapura
Singapura protes, TNI AL tegaskan Usman-Harun pahlawan nasional
Singapura protes Indonesia beri nama kapal KRI Usman Harun
-
Kapan Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu. Istri Munir, Suciwati juga turut diperiksa oleh Komnas HAM.
-
Kenapa Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Apa yang digali Komnas HAM dari Usman Hamid? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir. "Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah," kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Apa yang menjadi gebrakan Mentan yang dipuji oleh Ketua MPR? "Saya mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Pak Mentan dalam mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut ketahanan pangan seperti mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi di beberapa waktu ke depan, termasuk ancaman El Nino, yang kalau kita tidak waspadai dan kita tidak mempersiapkan diri, maka kita akan dihadapkan pada defisit pangan," ujar Bamsoet dalam pertemuannya bersama Mentan di Kementan Jakarta, Senin, (1/4).
-
Siapa Iman Usman? Iman dikenal publik sebagai Co-Founder & Chief Operating Officer (COO) Ruangguru. Sebelum menjabat di posisinya sekarang, Iman pernah mendirikan Indonesian Future Leaders pada tahun 2009.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.