Muhammadiyah Ajak Muslim Praktikkan Puasa yang Terstruktur, Sistematis dan Masif
Menurut Haedar, agama dan puasa sangat berperan dalam mengendalikan amarah seseorang. Haedar pun menyayangkan adanya orang yang justru merasa bangga karena sifat pemarahnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengajak umat Muslim untuk mempraktikkan nilai puasa yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Menurutnya, hal itu dapat memunculkan hasil yang luar biasa bila dilakukan. Haedar pun mengajak seluruh umat Muslim untuk merenungkan kembali semua ibadah puasa yang pernah dijalani.
"Puluhan kali kita puasa, apakah kita sudah betul-betul bertakwa," tukas Haedar di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
-
Apa yang diraih Iqbaal Ramadhan baru-baru ini? Setelah ngejalanin kuliah dari tahun 2019 di Australia, Iqbaal Ramadhan akhirnya resmi jadi lulusan Media Komunikasi dari Monash University. Keren banget!
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang sedang tren di bulan Ramadhan? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer. Dalam rangka datangnya bulan suci Ramadhan, pantun adalah salah cara untuk menyambut bulan puasa tersebut.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di bulan Ramadan ini? Pertamina bersama Kementerian BUMN kembali menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadan BUMN 2024, di Yayasan Pondok Pesantren Al Wathoniyah 43, Kelurahan Rorotan, Jakarta Utara, pada Kamis, 21 Maret 2024.
-
Apa masalah pencernaan yang rentan terjadi saat puasa Ramadan? Masalah pencernaan seperti diare atau sembelit rentan terjadi pada saat bulan Ramadan.
Dia menyatakan, puasa juga mengajarkan seseorang menjadi lebih rajin infaq dan sedekah. Dua amalan ini dinilainya juga tidak mudah dilakukan, apalagi bila kondisi seseorang sedang susah. Selain itu, pelajaran puasa lainnya adalah menahan marah.
"Menahan marah itu juga engga gampang. Lebih-lebih saat ada pemicu. Selalu orang ada argumentasi, ada legitimasi, bahkan dalil ketika marah. Marah tetap marah saja," tuturnya.
Menurutnya, agama dan puasa sangat berperan dalam mengendalikan amarah seseorang. Haedar pun menyayangkan adanya orang yang justru merasa bangga karena sifat pemarahnya. Sebab, amarah tidak sebaiknya diumbar. Justru, memberikan maaf adalah hal yang lebih baik untuk dilakukan.
Haedar menjelaskan, sebaiknya maaf juga diberikan sebelum seseorang terlebih dulu meminta maaf.
"Hal ini simple (sebenarnya dalam) mempraktikkan puasa, jadi kalau puasa jadi gerakan yang TSM, kita praktikkan saja dalam puasa, luar biasa nanti hasilnya. Puasa TSM itu membangun peradaban," dia mengakhiri.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mukti menyatakan, pihak Muhammadiyah menyayangkan adanya ancaman pembunuhan kepada 4 tokoh nasional saat aksi massa tolak hasil pemilu 22 Mei 2019. Sebab, keadaan justru tidak semakin mendingin pascapemilu.
Menurutnya, kecemasan akan masa depan demokrasi dan keamanan di Indonesia juga menjadi semakin tinggi.
"Oleh sebab itu maka kami mengimbau kepada semua pihak, khususnya kepada elite di negeri ini untuk lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan parpol, golongan, atau mungkin interest pribadi," tukas Abdul di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Dia mengatakan, sekarang ini masyarakat sudah sangat lelah atas berbagai kekerasan dan ketegangan yang timbul dalam arus politik. Karenanya, mereka perlu keamanan dan jaminan masa depan negara yang lebih baik.
Haedar menegaskan, persoalan kubu 01 dan 02 pun seharusnya tidak lagi ada, sebab semua harus dimulai lagi dari awal. Semua permasalahan juga sebaiknya dikembalikan ke jalur hukum, seperti layaknya gugatan yang telah disampaikan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Itu sebuah langkah yang demokratis dan sekarang tentu perlu adanya kesabaran semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada MK untuk bekerja dengan sebaik-baiknya," tuturnya.
Haedar menambahkan, Muhammadiyah juga sangat berharap agar sebelum Idul Fitri ini pertemuan antara capres 02, Prabowo Subianto dan capres petahana, Jokowi dapat dilangsungkan. Hal ini guna meredam ketegangan politik yang ada di masyarakat.
"Tentu pertemuan itu tidak harus mengambil suatu keputusan yang bersifat politik, tetapi bertemu saja itu sudah baik," ujar Haedar.
"Saya yakin dengan bertemu saja rakyat sudah sangat tenang. Apalagi sampai ada kesepakatan politik, atau mungkin tausiyah politik bersama yang dibuat oleh kedua belah pihak bersatu, saya kira itu akan dapat menjadi solusi untuk bangsa ini guna merajut kembali kebersamaan, persatuan, dan melihat Indonesia sebagai kepentingan bersama," jelas dia.
Baca juga:
Soetrisno Bachir Klaim Jembatani PAN dan Muhammadiyah Dukung Jokowi-Ma'ruf
Muhammadiyah Mengecam Keras Ulah Perusuh Anarkis saat Aksi 22 Mei
Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Rekapitulasi Suara KPU
Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Hasil Penetapan KPU
PWNU dan Muhammadiyah Banten Larang Anggotanya Ikut Aksi People Power 22 Mei
Ketum Muhammadiyah Sarankan Kurangi Pengerahan Massa Selama Ramadan