Muncul Air Terjun Musiman, BPBD Karangasem Imbau Warga Jangan Mendaki Gunung Agung
Sebuah video yang menampilkan kemunculan air terjun musiman di jalur pendakian Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, viral di media sosial, pada Senin (29/11).
Sebuah video yang menampilkan kemunculan air terjun musiman di jalur pendakian Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, viral di media sosial, pada Senin (29/11).
Di video itu, terlihat jalur pendakian dialiri air begitu deras dari atas dan diabadikan oleh warga yang sedang mendaki. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, IB Ketut Arimbawa mengatakan baru baru mengetahui adanya kemunculan air terjun musiman itu.
-
Apa itu Gunung Padang? Terletak di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Gunung Padang merupakan kompleks megalitik yang terletak di atas bukit yang menawan. Baru pada tahun 2018 para arkeolog pertama kali berteori bahwa seluruh gundukan itu mungkin benar-benar buatan, dan bahwa Gunung Padang – yang berarti “Gunung Pencerahan” – mencakup lebih dari sekadar struktur batu yang terlihat di permukaannya.
-
Kapan Gunung Patenggeng terbentuk? Menurut tim Geologi, Gunung Patenggeng merupakan gunung purba berusia jutaan tahun.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
-
Bagaimana cara mencapai puncak Gunung Agung? Jika kamu berniat untuk mendaki gunung ini, terdapat tiga jalur pendakian yang dibuka, yakni jalur Pura Pasar Agung, jalur Besakih, dan jalur Budakeling melalui Nangka.
-
Di mana letak Gunung Karang? Lokasinya ada di Kabupaten Pandeglang, dengan ketinggian 1.778 meter di atas permukaan laut.
-
Bagaimana cara untuk mendaki Gunung Agung? Jika ingin mendaki Gunung Agung, bisa melalui dua titik, yakni Pura Besakh dan Pura Pasar Agung. Pendaki juga harus mengikuti beberapa aturan, seperti dilarang membawa bahan makanan dari daging sapi dan perhiasan dari emas. Tak hanya itu, pendaki perempuan juga dilarang mendaki saat sedang haid.
Dia menjelaskan, di Gunung Agung memang ada sekitar 7 aliran air yang nanti akan mengalir ke Sungai Tukad Yeh Sah yang berada di Desa Muncan, Selat, Karangasem, Bali.
"Saya, juga baru tau air terjun yang sifatnya musiman. Yang jelas di Gunung Agung itu ada aliran-aliran sungai nantinya terfokus menjadi satu di Tukad Yeh Sah. Sehingga, pada saat hujan pasti terjadi banjir bandang," kata Arimbawa, saat dihubungi Senin (29/11).
Ia juga menyebutkan, aliran air di Gunung Agung sudah ada sejak dulu karena terjadi erupsi pada tahun 2017 dan 2019.
"Jadi, memang di tubuh Gunung Agung ini ada aliran sungai yang ada sejak dulu. Kalau, yang namanya air terjun musiman saya juga melihat dari media tadi," imbuhnya.
Meski begitu, Arimbawa mengimbau kepada para pemandu dan pendaki di Gunung Agung agar saat musim hujan tidak mendaki Gunung Agung karena berbahaya.
Walaupun status Gunung Agung dinyatakan turun menjadi Level I atau normal, pada 13 September 2021 masih ada ancaman bahaya bagi pendaki dan perlu diwaspadai.
"Pertama, dalam kondisi musim hujan para pendaki agar hati-hati atau waspada atau tidak lama berada di puncak kawah Gunung Agung, karena satu kemungkinan pada saat mendung, kawah itu akan tertutup oleh awan kemungkinan apabila terjadi gas berbahaya sangat beresiko bagi para pendaki," imbuhnya.
Kemudian, kedua bisa terjadi longsor di pinggir kawah Gunung Agung sehingga tidak diperkenankan begitu lama di kawah Gunung Agung pada saat hujan. Kemudian, yang ketiga dengan adanya aliran air kerikil-kerikil kecil di Gunung Agung akan hanyut dan itu bisa menyebabkan para pendaki tergelincir dan jatuh.
Selain itu, di musim hujan banyak jalur pendakian yang merubah sehingga itu bisa menyesatkan para pendaki
"Buat pendaki untuk yang diperingatkan tiga faktor bahaya. Satu gas berbahaya, kedua terjadi longsoran ketiga adanya aliran air yang menyebabkan batu kerikil itu hanyut dan bisa menimbulkan resiko pendaki itu tergelincir saat dilalui oleh pendaki," ujarnya.
"Kalau larangan tidak ada, karena sudah normal cuma masih ada ancaman bahaya yang perlu diwaspadai oleh pemandu dan pendaki. Sebaiknya tidak melakukan pendakian pada saat hujan karena resikonya tinggi. Karena satu rute jalan banyak yang berubah karena jalan pendakian tadinya agak lurus. Sekarang waktu saya ikut pemantauan, ada yang tersesat dulu itu yang jalan di atas, " ujar Arimbawa.
Baca juga:
Kelelahan, Lima Pendaki di Gunung Agung Dievakuasi
Sejarah 16 Maret: Meletusnya Gunung Agung 58 Tahun Silam yang Membunuh Ribuan Jiwa
Dua Pendaki Tersesat di Gunung Agung Bali Setelah Terpisah dari Rombongan
Pendaki yang Ketahuan Naik Gunung Agung akan Didenda Adat Rp1 Juta
Vona Merah Dampak Erupsi Gunung Agung Tak Ganggu Penerbangan di Bandara Ngurah Rai
Gunung Agung Kembali Lontarkan Material Pijar hingga 700 Meter