Nadiem: Indonesia Butuh Pemimpin Berani Mengambil Risiko
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang berani mengambil risiko. Hal itu disampaikan Nadiem dalam acara Penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Tahun 2021 secara daring, Selasa (13/7).
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang berani mengambil risiko. Hal itu disampaikan Nadiem dalam acara Penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Tahun 2021 secara daring, Selasa (13/7).
"Ibu/Bapak alumni PKN, Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin-pemimpin yang berani mengambil risiko. Pemimpin perlu menemukan solusi atas tantangan struktural yang menghambat kerja," tegas Nadiem.
-
Kapan Nadia resmi dipersunting kekasihnya? Nadia Soekarno baru saja resmi dipersunting kekasihnya Kama Sukarno pada 27 Januari 2024.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa yang menulis kalimat di dinding makam itu? Kalimat itu diyakini ditulis seorang peziarah di Beit She’arim yang memohon pelimpahan berkah dan kebahagiaan bagi para peziarah yang telah mencapai situs pemakaman.
-
Siapa yang dikubur di makam tersebut? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Siapa yang ditemukan di dalam makam tersebut? Pada 1934, pekerja di Jerman menemukan kuburan seorang perempuan yang ditempatkan dalam posisi duduk dengan bayi di antara kakinya. Karena banyaknya barang kuburan di sekitar pasangan ini, para arkeolog menyimpulkan bahwa dia mungkin seorang dukun yang meninggal sekitar 9.000 tahun yang lalu, pada periode Mesolitikum.
-
Kenapa Fajar Nugroho meninggal? Saat berada di dalam kolam, Fajar mengalami masalah pada kakinya. Ia mengaku kram sehingga kesulitan untuk kembali ke permukaan. Padahal, Fajar sedang terkena setrum listrik dari dalam kolam. Teman-temannya pun berinisiatif untuk menolong Fajar.
Nadiem melanjutkan, perubahan di aspek struktural perlu diikuti perubahan kultural supaya terbentuk mentalitas yang berorientasi pada kemajuan.
"Dan yang tidak kalah penting pemimpin juga perlu menyadari bahwa dia tidak bisa bekerja sendirian. Seperti yang saya tekankan pada berbagai kesempatan, pemimpin harus bisa berkolaborasi," ujar dia.
Menurut dia, kolaborasi dan gotong royong merupakan asas kerja di lingkungan Kemendikbudristek yang perlu terus diperkuat. Dia juga berharap agar para alumni PKN dapat mengaktualisasikan kepemimpinan yang strategis dalam memberikan layanan di bidang pendidikan.
"Di samping itu saya berharap rekomendasi kebijakan strategi peningkatan layanan Pendidikan Sekolah Dasar di daerah 3T provinsi Nusa Tenggara Timur pada era Adaptasi Kebiasaan Baru yang telah dihasilkan dari PKN ini segera dapat direalisasikan," pungkasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pelaksanaan PTM Terbatas Tergantung Kesiapan Sekolah dan Kondisi Daerah
Menteri Nadiem Sebut Indonesia Masih Kekurangan 1 Juta Guru Status ASN
Anggota Komisi X Minta Nadiem Ambil Tindakan Terkait Rangkap Jabaran Rektor UI
Nadiem Ungkap Bung Karno Inspirasi Rumuskan Profil Pelajar Pancasila
Menteri Nadiem: Saya Sangat Tertarik dengan Filsafat Marhaenisme
Dampak Pandemi, Nadiem Sebut Anak Kian Rentan terhadap Perundungan di Dunia Maya