Nasib AirAsia belum jelas,anggota DPR sudah serang Menteri Jonan
"Ini peristiwa kecelakaan pesawat yang kali pertama sejak dia menjabat sebagai menteri," tegas Saiful Tamliha.
Anggota Komisi I Bidang Pertahanan DPR, Saiful Tamliha menegaskan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan harus bertanggungjawab atas peristiwa hilangnya Pesawat AirAsia QZ 8501, pagi tadi. Pesawat dengan rute Surabaya-Singapura itu, hilang kontak setelah take off dari Bandara International Juanda Surabaya.
Hal ini dikatakan politisi asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang kebetulan berada di Bandara Juanda, hendak pulang dari Jakarta usai dari Bangil.
"Ya Menhub harus bertanggungjawab. Dia tidak harus pandai ngurus kereta api saja. Iya kan, dia kan, dulu direktur utama PT KAI. Ini peristiwa kecelakaan pesawat yang kali pertama sejak dia menjabat sebagai menteri," tegas Saiful Tamliha, Minggu (28/12).
Menurut politisi bertubuh tambun ini, saat Jonan menjabat sebagai Menhub, dia harus menguasai seluruh sistem perhubungan, termasuk di bidang penerbangan.
"Ini tanggung jawab Kemenhub, dia (Jonan) harus punya standart safety penerbangan. Pesawat harus rutin di-maintenance, dan sebagainya. Kita tidak tahu pasti apakah kecelakaan ini faktor alam atau tidak. Makanya harus ada standart safety penerbangannya," katanya lagi.
Tak hanya itu, Saiful menekankan kepada Jonan agar memberi kemudahan informasi kondisi pesawat AirAsia. "Informasinya kurang, sulit diakses. Informasinya posisi hilang di Bangka Belitung, sementara di sana banyak kapal-kapal TNI lalu-lalang di sana."
"Harusnya kan ini bisa diketahui. Ya pokoknya dia harus pandai mengurus pesawat, jangan hanya kereta api saja. Dan dia harus bertanggungjawab soal peristiwa ini," tandas dia.
Sebelumnya, Pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura berangkat dari Bandara International Juanda Surabaya, Minggu pagi. Selanjutnya, usai take off, pesawat tersebut tiba-tiba hilang kontak.
Atas peristiwa ini, ratusan keluarga, kerabat dan rekan para penumpang berbondong-bondong mendatangi Posko Crisis Center PT Angkasa Pura I di Terminal 2 Bandara Juanda.
Bahkan, pihak Angkasa Pura juga mendirikan tiga tenda besar dan fasilitas hotel bagi keluarga korban yang ingin mengiap sampai mendapat kepastian keselamatan seluruh penumpang pesawat.
Baca juga:
Basarnas: Pencarian di 7 sektor, Malaysia dan Singapura gabung
Sore ini JK terbang ke Surabaya temui keluarga penumpang AirAsia
Kisah sedih dan haru di balik musibah hilangnya AirAsia
4 Analisis terkait hilang kontak pesawat AirAsia QZ 8501
Semua sibuk cari AirAsia, politikus PPP malah salahkan Jonan
Tetangga dan keluarga pilot Iriyanto gelar doa bersama
Basarnas belum temukan sinyal ELT pesawat AirAsia
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.