Nazaruddin sebut Sutan dan Herman Heri pemain di proyek ESDM
Nazaruddin menceritakan Herman Heri dalam sebuah RDP di Komisi III pernah mengancam bakal menembak Ade Rahardja.
Dugaan keterlibatan para politikus di DPR yang kerap bermain proyek-proyek di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral makin terungkap. Terpidana kasus suap pembangunan Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin , bahkan menyebut dua nama politikus, yakni Sutan Bhatoegana dan Herman Hery , sebagai pemain kawakan proyek-proyek di lembaga dipimpin Jero Wacik itu.
Sutan adalah Ketua Komisi VII DPR asal Fraksi Partai Demokrat membidangi masalah energi. Sementara Herman Hery adalah Anggota Komisi III DPR asal Fraksi PDIP. Menurut Nazaruddin , kedua orang itu pernah terlibat proyek pengadaan dan pemasangan Sistem Listrik Rumah Tenaga Surya (Solar Home System) di Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM.
Namun, Nazaruddin mengaku tidak tahu keterlibatan Sutan Bhatoegana dalam kasus membelit mantan Sekjen ESDM, Waryono Karno.
"Saya kalau soal itu (penggeledahan ruang kerja dan rumah Sutan) saya nggak tahu (hubungannya dengan Waryono). Yang jelas proyek PLTS yang di Kementerian ESDM, yang hampir Rp 2,5 triliun itu," kata Nazar kepada wartawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
Kendati demikian, Nazaruddin menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi belum maksimal memburu pihak lain yang terkait dengan perkara itu. Bahkan, lanjut dia, mestinya KPK tidak mentok hanya memenjarakan mantan pejabat Kementerian ESDM saja.
"Begini yang harus diungkap oleh KPK itu siapa-siapa saja yang terlibat. Yang pasti Herman Heri, Gusti, Rifki. Itu yang harus diungkap. Terus aktor-aktor di atas Kementerian ESDM-nya," ujar Nazaruddin .
Lebih seram lagi, Nazaruddin menceritakan Herman Heri dalam sebuah Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III pernah mengancam bakal menembak mantan Deputi Penindakan KPK, c. Tetapi, dia tidak tahu apakah ancaman itu karena Herman merasa terusik lantaran penyidikan mulai mengarah kepadanya.
"Herman Heri untuk mengancam nembak Ade Rahardja. Tanya Pak Busyro," sambung Nazaruddin .
Baca juga:
Ini rumah mewah 4 politikus Demokrat yang berurusan dengan KPK
Nazaruddin nasihati Anas supaya tobat dalam penjara
5 Cerita rumah mewah Bhatoegana bak istana Eropa
Ini laporan harta kekayaan Sutan Bhatoegana
Sidang dakwaan Rudi, Sutan Bhatoegana disebut terima USD 200.000
-
Siapa yang mengasingkan Bung Hatta dan Sutan Sjahrir? Bung Hatta bersama Sutan Sjahrir sudah ditetapkan menjadi tahanan politik oleh Belanda, lalu mereka dibuang ke Banda Naira pada 11 Februari 1936.
-
Siapa yang ikut bertugas di Rumah Sakit Nasser bersama dr. Dede Subrata dan dr. Faradina Sulistiyani? Bertugas di Gaza selama 4 minggu pengalamannya bersama EMT MER-C kita ditempatkan di Rumah Sakit Nasser di mana di situ kita berkolaborasi bersama dokter Palestina yang ada di RS Nasser.""Kami ditugaskan di kamar operasi. Selain saya ada juga dokter Faradina dokter spesialis bedah, ada dokter Yasmin dokter obgyn, dan dokter Farhan dokter emergency di mana kita di rumah sakit tersebut sama-sama dengan dokter Palestina membantu masyarakat di Gaza," tambah Dede.
-
Siapa yang menculik Sukarno dan Hatta? Aksi ini dimulai saat para pemuda mendesak Sukarno untuk segera bertindak setelah Jepang menyerah pada sekutu. Sukarno Menolak Permintaan Para Pemuda Untuk Mengobarkan Revolusi dan Melawan tentara Jepang Sempat terjadi ketegangan saat seorang pemuda membawa senjata tajam dan seolah ingin mengancam Sukarno.
-
Siapa Mohammad Nasroen? Sosok birokrat dan cendekiawan filsafat Indonesia ini masih belum dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang ini. Nama Mohammad Nasroen begitu asing bila didengar saat ini. Mohammad Nasroen merupakan seorang birokrat dan cendekiawan filsafat di Indonesia.
-
Kapan Bung Hatta dan Sutan Sjahrir dibuang ke Banda Naira? Bung Hatta bersama Sutan Sjahrir sudah ditetapkan menjadi tahanan politik oleh Belanda, lalu mereka dibuang ke Banda Naira pada 11 Februari 1936.
-
Siapa yang hadir di momen pertunangan Nabila Sudiro? Momen tersebut tidak hanya dihadiri sang ayah dan Mieke Amalia tapi juga oleh Anggi Kadiman, sang ibu kandung.