Fakta Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Naira, Semangat Juang Kemerdekaan yang Tak Padam
Ia menjalani masa hukuman sebagai tahanan politik selama 6 tahun tidak menyurutkan semangat untuk tetap menjaga asa kemerdekaan.
Ia menjalani masa hukuman sebagai tahanan politik selama 6 tahun tidak menyurutkan semangat untuk tetap menjaga asa kemerdekaan.
Fakta Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Naira, Semangat Juang Kemerdekaan yang Tak Padam
Sebelum kemerdekaan berkumandang, beberapa tokoh besar harus menjalani pengasingan yang dilakukan oleh pihak Belanda. Meski demikian, mereka tetap menjaga semangat kemerdekaan meski jauh dari keluarga atau kerabat dekat.
Banda Naira, salah satu pulau kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah terkenal dengan destinasi wisata yang begitu indah. Banyak wisatawan lokal hingga mancanegara mengunjungi tempat ini untuk sekedar liburan.
-
Dimana lokasi Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta? Museum yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta No.37, Bukittinggi ini menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan Bung Hatta.
-
Dimana lokasi rumah pengasingan Bung Karno? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Siapa pemilik rumah pengasingan Bung Karno? Ternyata, rumah megah bercat putih itu milik seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Tjang Tjeng Kwat.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Apa itu Mbenteng Sata? 'Mbenteng' artinya benteng, dan 'Sata' artinya tembakau. Kemungkinan dinamakan begitu karena lokasi benteng yang berada di tengah lahan pertanian tembakau.
Di sela-sela pemandangan yang indah, terdapat sebuah rumah bergaya Eropa dengan cat berwarna putih. Kesan klasik namun elegan adalah kata-kata yang pertama terucap setelah melihat bangunan bersejarah ini.
Rumah tersebut dikenal dengan 'Rumah Pengasingan Bung Hatta' yang menjadi saksi bisu semangat juang kemerdekaan yang tidak pernah padam.
Sempat Tidak Memiliki Rumah
Bung Hatta bersama Sutan Sjahrir sudah ditetapkan menjadi tahanan politik oleh Belanda, lalu mereka dibuang ke Banda Naira pada 11 Februari 1936. Setelah tiba, mereka berdua kebingungan karena tidak memiliki tempat tinggal di sana.
Kemudian, mereka memutuskan untuk menetap sementara di kediaman milik Iwa Koesoemasoemantri. Setelah seminggu di rumah Iwa, Bung Hatta pindah ke rumah sewaan dari seorang tuan tanah.
Mereka pun sempat tinggal berdua sebelum akhirnya Sjahrir memutuskan mencari rumah yang tak jauh dari Bung Hatta.
Mengutip berbagai sumber, sebelum di sewa Bung Hatta, rumah tersebut sudah lama tidak dihuni dan dipercaya banyak aktivitas tak kasat mata. Namun, Bung Hatta tidak ambil pusing soal kondisi rumahnya.
Kondisinya Masih Terawat
Mengutip situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan utama rumah ini terdiri dari lima ruangan dan dua teras yaitu di depan dan belakang. Teras depan berbentuk seperempat lingkaran disamping kanan dan kirinya.
Lalu, rumah tersebut dilengkapi dengan pagar kayu setinggi 90 cm dan terdapat pintu samping disebelah kanan dari teras depan.
Di rumah ini masih terdapat barang-barang asli yang kondisinya masih cukup baik. Beberapa di antaranya seperti tempat tidur, lemari pakaian, dan juga meja. Di sini tempat Bung Hatta istirahat selama pengasingan.
Sarana Menumpahkan Ide-Ide
Bagian penting dari rumah ini adalah ruang kerja milik Bung Hatta. Ya, selama di pengasingan, ia justru banyak menuangkan ide-ide dan pikirannnya ke dalam sebuah tulisan.
Adapun benda-benda peninggalan beliau yang terpampang di rumah ini, salah satunya adalah mesin tik zaman dulu. Di ruang makan, terdapat lemari untuk menyimpan makanan, lalu di ruang tamu terpajang foto Bung Hatta dan beberapa barang lainnya.
Ada Dua Paviliun
Dirangkum dari berbagai sumber, rumah ini memiliki dua paviliun yang terletak di samping rumah atau paviliun Timur dan belakang atau paviliun Selatan.
Di paviliun Timur memiliki atap seng berbentuk perisai kuda-kuda dari kayu dengan plafon berupa papan kayu yang ditahan oleh balok kayu. Lantainya sama serupa dengan lantai rumah utama.
Sementara itu, paviliun Selatan digunakan oleh Bung Hatta dan Sutan Sjahrir untuk membuka sekolah sore bagi anak-anak di Banda Naira. Untuk bagian bangunan sama persis seperti rumah utama tetapi yang membedakan adalah adanya deretan bangku dan papan tulis sebagai tempat mengajar serta tempayan besar berisi air untuk minum.
Jadi Museum Sejarah
Rumah pengasingan Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir kini disulap menjadi salah satu destinasi wisata di Banda Naira. Kedua rumah ini masih berisikan barang-barang peninggalan mereka selama diasingkan.
Tidak sekedar barang yang bersejarah, ketika memasuki rumah pengasingan Bung Hatta begitu terasa semangat perjuangan yang selalu membara.
Setelah memasuki rumah, pengunjung langsung bertemu dengan ruang tami yang masih lengkap dengan bangkunya. Bangku tersebut berbahan rotan yang biasa digunakan untuk menjamu para tamu yang datang ke rumah pada waktu itu.
(Foto: Wikipedia)