Niat Berwisata, Pengunjung Puncak Malah Tidur di Jalan Puncak Akibat Macet Total
Kendaraan tidak berjalan sama sekali di kawasan Puncak. Para pengendara yang lelah memutuskan beristirahat di pinggir jalan.
Niat menikmati libur panjang ternyata malah berubah menjadi petakan. Mungkin hal tersebut yang dirasakan masyarakat yang berkunjung ke kawasan Puncak Bogor pada libur panjang Maulid Nabi, 14-16 September 2024.
Pada Minggu (15/9) malam, kendaraan tidak berjalan sama sekali di kawasan tersebut. Para pengendara yang lelah memutuskan beristirahat di pinggir jalan karena hari yang sudah larut.
- Putar Otak Cari Solusi Urai Macet Puncak yang Tak Pernah Ada Mereda
- OPINI: Geliat Wisata Dibayangi Awan Kelam Pungli
- Tak Cuma Puncak, Ini Deretan Tempat-tempat yang Juga Tak Kalah Macetnya Sampai Bikin Merinding
- Antisipasi Macet Total, Polisi Arahkan Pengendara dari Cianjur ke Puncak Lewat Jalur Alternatif
Hal itu terlihat dalam unggahan video @infojkt24. Dalam video tersebut para pengendara motor khususnya terpaksa harus bermalam di pinggir jalan kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.
Beberapa diantara mereka bahkan mau tidak mau harus memejamkan matanya di trotoar jalan dengan posisi seadanya. Diantaranya juga sampai menggelar sleeping bag untuk sekedar memejamkan matanya.
Bukan hanya pengendara motor saja. Kendaraan roda empat juga terlihat berhenti total dengan kondisi mesin yang sudah mati karena tidak ada tanda kemacetan bakal terurai.
Sementara itu masih ada beberapa wisawatan lain yang masih tetap terjaga sambil memantau kondisi lalu lintas.
Kasat Lantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama mengatakan para pengendara yang tidur terlelap di pinggir jalan saat kemacetan horor di puncak tersebut karena kondisi kendaraan yang sudah kepalang panas.
"Kalau yang tidur-tidur gitu biasanya motornya panas, jadi sekalian dia nunggu motornya dingin jadi ketiduran," ucap Rizky saat dihubungi merdeka.com, Senin (16/9).
Sejatinya kata Rizky beristirahat di pinggir jalan apalagi Samapi tertidur tidak boleh dilakukan karena tentunya bakal membahayakan si pengendara.
Namun disatu sisi, hal itu juga jadi salah satu penyebab mengapa kemacetan horor tersebut terjadi pada Minggu (15/9) malam hari.
"Salah satu faktor karena memperkecil ruang gerak kendaraan yang naik atau turun," tegas dia.
"Kan kalau di trotoar itu biasanya menghalangi kendaraan yang mau naik atau turun, dan itu juga bukan tempat istirahat yang nyaman. Membahayakan ketika nanti apabila terjadi kecelakaan, apabila terjadi senggolan, itu membahayakan," Rizky menambahkan.
Saat ini kepolisian telah memberlakukan rekayasa lalu lintas 'one way'. Dimana para pengendara yang akan meninggalkan kawasan Puncak Bogor bakal diprioritaskan.
Rizky menyebut kondisi saat ini sedikit demi sedikit kendaraan wisawatan yang meninggalkan lokasi kawasan puncak sudah mulai bergerak. Namun demikian kondisi lalu lintas disana masih terbilang cukup padat.
"Arah Cianjur menuju Jakarta masih padat merayap karena masih proses one way. Sekarang ekornya ada di masjid Atta'Awun," kata Rizky.
"(Kecepatan) sekitar 0-5 atau 10 Km/jam, jadi memang padat merayap berhenti habis itu maju lagi sekitar segitu kecepatannya," sambung Kasat Lantas Polres Bogor itu.
Dia pun menyebutkan sejumlah titik krusial terjadinya kemacetan selama long weekend ini. Diantaranya Gunung Mas, Pasar Cisarua, Cipayung, kawasan Cimory, dan Mega Mendung.
Beberapa kendaraan di titik tersebut juga perlahan mulai terurai.
"Sudah mulai tersedot tadi dari mulai bergerak tapi kecepatannya tidak tinggi tetapi juga tidak berhenti lama," jelas Rizky.
Rizky juga menghimbau kepada pengendara yang akan menuju Jakarta untuk tetap berhati-hati dan mempersiapkan fisik baik kendaraan ataupun fisik pengendara agar tetap fokus selama berkendara.
"Tetap patuhi aturan dan himbauan oleh anggota kami di lapangan. Kemudian tetap lengkapi administrasi baik administrasi kendaraan ataupun kelengkapannya," imbuhnya.