Oesman Sapta sayangkan banyak aktivis 98 tak terjun ke politik
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menyatakan bahwa dirinya ada dalam gerakan reformasi merupakan buah dari gerakan mahasiswa 1998. Salah satunya ketika Sidang Umum MPR RI hasil Pemilu 1999 digelar.
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menyatakan bahwa dirinya ada dalam gerakan reformasi merupakan buah dari gerakan mahasiswa 1998. Salah satunya ketika Sidang Umum MPR RI hasil Pemilu 1999 digelar.
OSO bercerita, bersama dengan ribuan demonstran dipimpin para pelaku sejarah Gerakan Mahasiswa 1998, memenuhi jalan sepanjang kawasan Taman Ria Senayan hingga gerbang Gedung DPR-MPR. Mereka kala itu menuntut perubahan.
"Saya dan beberapa pimpinan MPR RI saja, yang berani menemui para demonstran," kata OSO sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) kepada Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Rumah Gerakan 98, dalam keterangannya, Sabtu (13/5).
Ketika itu, dia menjabat sebagai Wakil Ketua MPR Periode 1999-2004. Di hadapan ribuan demonstran, dia mengatakan dalam posisi sama dengan aktivis 1998. "Reformasi ini merupakan hasil Gerakan Mahasiswa Angkatan 1998, tapi seperti tuntutan kalian, saya heran kenapa jumlah kalian yang sebanyak ini tak membuat yang di dalam berubah," kata OSO.
Padahal, kata dia, Gerakan Mahasiswa 1998 sudah mendobrak sistem memang harus direformasi. Namun, disayangkan masih banyak para aktivis 98 tidak terjun ke dunia politik. "Tapi kenapa para aktivis 1998 tidak terjun ke dunia politik untuk turut mengarahkan jalannya reformasi? Ini sangat disayangkan," ungkap OSO.
Atas dasar itu, dia meminta barisan aktivis 98 kembali eksis dan menjaga keselamatan Negara Republik Indonesia. Sekaligus juga berpesan jangan pernah takut menghadapi serangan atau infiltrasi banyak pihak ingin memecah belah bangsa.
Di tempat sama, Ketua Umum DPN Rumah Gerakan 98, Bernard Ali Mumbang, mengakui butuh waktu belasan tahun hingga para mantan Pimpinan Aktivis Gerakan Mahasiswa 1998 memiliki kebutuhan sama untuk mengikatkan diri ke dalam sebuah organisasi.
Melihat perkembangan situasi politik dalam negeri ini, Bernard mengaku organisasinya terpanggil untuk menjaga negara kebangsaan Indonesia. Pihaknya menolak oligarki kekuasaan dan upaya pecah belah dapat merongrong masa depan Indonesia.
"Sehingga mendukung pemerintahan yang sah saat ini merupakan keniscayaan. Rumah Gerakan 98 berada di garis Kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Kami masih lihat ada sengkuni di sekitar Presiden Jokowi yang masih setengah hati mendukung pemerintahan yang sah ini," terang Bernard.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
Baca juga:
Kalangan aktivis '98 datangi Bareskrim minta penusukkan teman diusut
Massa Pemuda Pancasila obrak-abrik pameran lukisan Wiji Thukul
Budiman Sudjatmiko: Wiji Thukul seorang seniman, bukan pembuat bom!
Aktivis 98 nyanyikan lagu 'revolusi' buat Jokowi
Aktivis 98 kecewa gerakan mahasiswa mudah diperdaya kekuasaan