Orangtua pramugari AirAsia mengaku pasrah dan ikhlas
"Saya menerima keputusan terbaik dari Allah SAW, dan ikhlas. Mungkin ini yang terbaik," kata Haider.
Kementerian Perhubungan memastikan 10 serpihan yang terlihat di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah merupakan bagian dari AirAsia QZ 8510 yang hilang sejak Minggu (28/12) lalu.
Pihak AirAsia dan PT Angkasa Pura I Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur menggelar teleconference dengan keluarga korban di ruang Crisis Center.
Dari balik kaca jendela, terlihat jelas wajah sayu dan sedih ratusan keluarga penumpang pesawat nahas tersebut. Gelar teleconference itu, berlangsung tertutup meski kaca jendela tidak tertutup kelambu. Hingga saat ini pertemuan tertutup itu masih berlangsung.
Sementara sesaat sebelum teleconference ini digelar, salah satu keluarga korban dari seorang pramugari AirAsia QZ 8501, Hairun Nisa (22), mengaku ikhlas dan pasrah kepada Tuhan jika memang nasib buruk menimpa anaknya itu.
Hal ini diungkap ayah Nisa, Haider Fauzi (60), warga Surabaya. "Saya menerima keputusan terbaik dari Allah SWT, dan ikhlas. Mungkin ini yang terbaik," katanya singkat dengan wajah sedih, Selasa (30/12).
Seperti diketahui, sejak Minggu pagi (28/12) lalu, pesawat dengan rute Surabaya-Singapura itu, dinyatakan hilang kontak setelah take off dari Bandara Juanda.
Sementara itu, Plt Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmojo mengatakan, bahwa Tim SAR menemukan sejumlah serpihan di tengah laut yang diduga milik pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang sejak Minggu (28/12) pagi.
Menurut dia, serpihan itu ditemukan di sekitar kawasan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Dia mengatakan, serpihan yang ditemukan itu berwarna merah dan putih. Warna merah dan putih memang identik dengan warna badan pesawat dari AirAsia.
"Jadi baru saja dapat berita bahwa pesawat Kementerian Perhubungan dari kalibrasi berhasil melihat adanya serpihan warna merah dan putih di perairan Pangkalanbun," kata Djoko dalam keterangan yang diterima merdeka.com.
Dia menjelaskan, ada tiga serpihan yang ditemukan oleh Tim SAR. Dia mengungkapkan tiga serpihan yang ditemukan berjarak yang saling berdekatan.
"Serpihan pertama di 03.52,50 lintang selatan, 110.30,53 bujur timur. Serpihan kedua 03527,3 selatan dan 110,30,18 selatan. Serpihan ketiga 03.52,62 lintang selatan dan 110.29,39 bujur timur," terang dia.
Baca juga:
JK puji upaya kerja keras tim SAR temukan AirAsia yang hilang
Jenazah penumpang AirAsia akan diidentifikasi di Pangkalanbun
Usai cek ke Pangkalanbun, Jokowi langsung terbang ke Surabaya
UPDATE TERKINI: Operasi pencarian AirAsia QZ 8501
Risma ikut papah keluarga korban AirAsia yang histeris di Juanda
Cuaca buruk, Basarnas serahkan evakuasi AirAsia ke TNI AL
AirAsia ditemukan,3 orang pingsan 2 berteriak histeris di Juanda
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.