Ormas Pendukung SYL Aniaya Wartawan dan Merusak Alat Liputan
Salah seorang kameraman Tv Bodhiya Virmala menjadi korban penganiayaan oleh masa pendukung SYL.
Hanya saja di luar ruangan sidang situasi tampak tidak terkendali dan berdesak-desakan.
Ormas Pendukung SYL Aniaya Wartawan dan Merusak Alat Liputan
- Pengacara SYL Minta Maaf Atas Oknum Aniaya Wartawan Usai Sidang Vonis: Kami Tidak Kenal Mereka
- VIDEO: Ormas Pro SYL Rusuh! Aniaya Wartawan Rusak Alat Liputan Usai Pembacaan Vonis
- Rusuh usai Sidang Vonis SYL, Pagar Pembatas Roboh hingga Kamera Wartawan Rusak
- SYL Divonis 10 Tahun Penjara & Bayar Uang Pengganti Rp14,1 Miliar
Seorang Cameraman Jurnalis dari salah satu stasiun televisi menjadi korban penganiayaan oleh massa pendukung Syahrul Yasin Limpo (SYL) usai meliput sidang vonis di Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan, usai sidang vonis perkara gratifikasi dan pemerasan, SYL digiring keluar ruangan sidang dengan didampingi oleh aparat kepolisian dan juga beberapa anggota ormas pendukung SYL, Forum Masyarakat Sulawesi (Formasi).
Sejumlah wartawan pun berjaga di luar ruangan sidang untuk mewawancarai SYL dan kuasa hukumnya setelah dijatuhi hukuman pidana penjara 10 tahun. Hanya saja di luar ruangan sidang situasi tampak tidak terkendali dan berdesak-desakan.
Kegiatan wawancara itu pun batal karena kondisi antara wartawan dengan Ormas Formasi yang sudah bersitegang dan menyebabkan beberapa alat wartawan rusak. Di satu sisi, salah seorang kameraman Tv Bodhiya Virmala menjadi korban penganiayaan oleh masa pendukung SYL.
"Iya dikejar-kejar. Gue juga tadi lihat lagi, karena gue panas alat gua rusak, ya panaslah maksudnya emosi," cerita Virmala kepada wartawan di PN Jakarta Pusat, Kamis (11/7).
merdeka.com
Virmala justru jadi sasaran penganiayaan oleh ormas Formasi yang secara bergerombolan. Sementara dia hanya sendirian sambil mempertahankan alat jurnalisnya.
"Gue bertahan, mereka ramai. Sudah ditendang, tapi enggak kena saja sih," ucap dia.
Selain dia, beberapa alat produksi jurnalis milik media lain juga turut rusak akibat suasana peliputan saat itu tidak kondusif.