Pasien Dirawat Tunggu Antrean, RS YARSI Akui Kesulitan Dapat Ranjang Perawatan
Sejumlah rumah sakit di Jakarta mengaku kewalahan terima lonjakan pasien Covid-19. Tak terkecuali bagi Rumah Sakit Umum YARSI, Jakarta yang mengaku sejak seminggu lalu tempat perawatan pasien Covid-19 telah penuh.
Sejumlah rumah sakit di Jakarta mengaku kewalahan terima lonjakan pasien Covid-19. Tak terkecuali bagi Rumah Sakit Umum YARSI, Jakarta yang mengaku sejak seminggu lalu tempat perawatan pasien Covid-19 telah penuh.
Karena penuhnya tempat perawatan, para pasien Covid-19 yang hendak dirawat di RS YARSI bahkan mesti mengantre. Untuk menanggulangi hal itu Direktur Pelayanan Medis RS YARSI, Andi Erlina mengatakan, pihaknya terpaksa harus memesan tempat tidur tambahan buat para pasien.
-
Di mana rumah sakit yang diperintahkan untuk dikosongkan berada? Pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Senin di wilayah Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Senin.
-
Bagaimana cara rumah sakit memindahkan pasiennya? Pihak rumah sakit akhirnya terpaksa memindahkan pasiennya termasuk mereka yang sedang dirawat di ICU, bayi-bayi di inkubator ke fasilitas lain karena mereka takut terjadi pertumpahan darah di sekitar rumah sakit.
-
Siapa yang sedang dirawat di rumah sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Kapan Nia Ramadhani menjaga ibundanya di rumah sakit? Pagi ini ibunda Nia menjalani perawatan atas sakitnya.
-
Apa yang terjadi pada gadis di rumah sakit itu? Seorang perempuan berusia 34 tahun di China - yang dibawa ke rumah sakit jiwa ketika berusia 20 tahun - tetap dikurung selama 14 tahun setelah dia sembuh karena keluarganya menolak membebaskannya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
Di tengah lonjakan kasus, mencari ranjang bagi pasien pun tak begitu mudah. Andi mengaku, pihaknya kesulitan untuk mendapatkan tempat tidur bagi para pasien secara cepat.
"Penambahan bed juga tidak mudah, kami sudah order seminggu, sampai sekarang belum terpenuhi karena mereka juga kewalahan memenuhi permintaan RS yang sangat besar," kata Andi kepada Liputan6.com, Selasa (22/6).
Lonjakan kasus ini, kata Andi, juga bukan hanya membuat rumah sakit penuh. Menurutnya banyak tenaga kesehatan yang kelelahan karena mesti sepanjang tugas menggunakan APD.
"Untuk saat ini, yang dikhawatirkan selain paparan terhadap virus, juga ada kelelahan. Mengingat mereka harus APD lengkap selama berdinas, jumlah SDM yang terbatas dengan jumlah beban kerja yang meningkat," katanya.
Bahkan ada sejumlah tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Kondisi ini tentu membuat beban rumah sakit semakin berat mengingat SDM yang tentu saja bakal menurun lantaran mesti isolasi ataupun dirawat.
"Akan jadi kendala juga pada saat ada nakes (tenaga kesehatan) yang confirmed Covid, akan terjadi kekurangan SDM. Yang saat ini sudah overload beban kerjanya," tutur Andi.
Untuk itu Andi meminta seluruh masyarakat turut membantu kerja para tenaga kesehatan dengan mengindahkan penerapan protokol kesehatan.
"Itulah Mas, sangat prihatin situasi saat ini. Semoga masyarakat bisa ikut berperan aktif untuk mengatasi kondisi ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Umum YARSI, Jakarta sudah seminggu ini kebanjiran pasien Covid-19. Direktur Pelayanan Medis RS YARSI, Andi Erlina mengatakan saat ini keterisian tempat tidur di rumah sakitnya sudah penuh.
"Sudah 100-an saat ini," kata Andi Erlina menerangkan jumlah tempat tidur khusus pasien Covid-19 di RS YARSI, saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (22/6).
Menurut Andi Erlina, karena ketersediaan tempat tidur penuh, para pasien Covid-19 yang hendak dirawat di RS YARSI mesti menunggu antrean. Ia mengatakan antrean secara keseluruhan mencapai 20 orang.
"Lebih 20 karena beberapa kami arahkan untuk bisa isoma (isolasi mandiri) dulu dengan tetap konsumsi obat, kontrol, tapi kalau ada keluhan harus segera ke RS," ucap Andi.
Andi pun mengkhawatirkan kondisi fisik dan psikis para tenaga kesehatan di sana. Bagaimana tidak, menurutnya para tenaga kesehatan di RS YARSI mesti berjibaku siang malam demi menjaga kondisi para pasien tetap stabil.
"Untuk saat ini yang dikhawatirkan selain paparan terhadap virus, juga ada kelelahan. Mengingat mereka harus APD lengkap selama berdinas, jumlah SDM yang terbatas dengan jumlah beban kerja yang meningkat," ucap Andi.
Demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Andi mengaku pihaknya melakukan dukungan sejumlah hal. Baik itu berupa dukungan fisik agar karyawan tetap bugar, juga dukungan mental.
"Kerja sama tim, support untuk kesehatan karyawan, support psikis mereka dan beberapa hal lainnya kami lakukan agar semua tetap semangat dalam memberikan pelayanan," pungkas Andi.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com