Paspampres Buka Suara Usai Diduga Aniaya Warga Bentangkan Spanduk Dukung Ganjar Saat Jokowi di Gunungkidul
Pembentang spanduk dukung Ganjar diduga dianiaya Paspampres.
Asintel Paspampres, Kolonel Kav Herman Taryaman menjawab dugaan anggotanya menganiaya pembentang spanduk dukung Ganjar.
- Kangen Sapa Warga Jateng, Jokowi Bakal Blusukan Bareng Ahmad Luthfi dan Taj Yasin
- Jokowi Benar-Benar Tak Ikut Kampanye, Ini Respons Ganjar
- Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa
- Paspampres Tertinggi & Gagah Bertemu Perwira yang Dibanting Kapolri, Ngajak Ngopi Bareng
Paspampres Buka Suara Usai Diduga Aniaya Warga Bentangkan Spanduk Dukung Ganjar Saat Jokowi di Gunungkidul
Viral seorang warga membentangkan spanduk dukungan terhadap calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Namun, aksi tersebut diduga mendapatkan reaksi keras dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Warga yang membentangkan spanduk tersebut mengaku dianiaya, rahang dan hidungnya dipukul.
Asintel Paspampres, Kolonel Kav Herman Taryaman membantah dugaan tersebut. Dia meyakini, tindakan pengamanan spanduk bukan dilakukan oleh anggotanya.
“Terkait kejadian adanya tindakan kekerasan dengan cara mendorong warga membentangkan spanduk pada saat kegiatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke daerah Wonosari pada hari Selasa tanggal 30 Januari 2023 yang dilakukan oleh anggota Paspampres adalah tidak benar,” tulis Kolonel Kav Herman melalui pesan singkat diterima, Rabu (31/1).
Dia menjelaskan, Paspampres sesuai tugas dan fungsinya yang telah diatur dalam Undang-Undang no 34 tahun 2004 tentang pengamanan VVIP dengan melakukan tugas dengan cara pengamanan fisk jarak dekat terhadap VVIP.
“Apabila kita lihat dalam video beredar, bahwa yang mendorong warga membentangkan spanduk menggunakan baju sipil biasa, sedangkan Paspampres sudah jelas terlihat menggunakan seragam resmi,”
jelasnya.
merdeka.com
Kolonel Kav Herman mengungkap, seragam yang dikenakan Paspampres saat itu adalah baju tactical yang berwarna biru dan seragam dinas TNI dari pengawalan bermotor.
Maka dari itu, dia memastikan apa yang terjadi saat insiden bukan dilakukan oleh Paspampres.
“Jadi hal itu adalah tidak benar,” dia menandasi.
Warga membentang spanduk saat rombongan Jokowi berhenti di depan Pasar Argosari, Kapanewon Wonosari untuk membagikan kaos pada warga. Spanduk itu bertuliskan ‘Selamat datang Bapak Jokowi. Kami sudah pintar. Kami pilih Ganjar!’.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (30/1) kemarin. Usai membentangkan spanduk, pria yang memakai topi hitam dan berjaket merah itu nampak didatangi oleh dua orang pria yang langsung merebut spanduk tersebut.
Setelahnya, video berganti lokasi yaitu saat pria yang membentangkan spanduk itu diinterogasi oleh seorang pria berkemeja putih.
Tak lama berselang, datang Ketua DPC PDI Perjuangan Gunungkidul yang juga Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih. Endah tampak berdebat dengan pria yang menginterogasi pria yang membawa spanduk itu.
Endah menceritakan awalnya dirinya ditelepon karena ada peristiwa pembentangan spanduk saat ada rombongan Jokowi. Endah pun kemudian datang ke lokasi usai ditelepon.
Endah menjelaskan, dari kronologi yang didapatkannya seorang pria membentangkan spanduk di lokasi kunjungan Jokowi.
"Tulisan spanduk itu yang jelas menyampaikan ucapan selamat datang kepada Pak Jokowi di Kabupaten Gunungkidul dan menyampaikan bahwa akan memilih Pak Ganjar sebagai Presiden," ucap Endah.
Endah menerangkan pria yang membentangkan spanduk itu mengalami kekerasan dari pihak yang katanya mengamankan.
Endah membeberkan pria itu dipukul di bagian rahang dan hidung.
"Diuppercut (pukul) bagian rahang. Tulang hidungnya miring berdarah karena dipukul. Hidungnya patah. Dibawa ke rumah sakit untuk dirawat,"
terang Endah.
merdeka.com
Endah mengutuk kejadian kekerasan itu. Endah menyebut kejadian itu menjadi bukti demokrasi sudah dibungkam.
Endah membeberkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud yaitu Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis.
"Kami mendapatkan arahan agar mengumpulkan saksi dan bukti berupa video. Selain itu juga agar mengamankan pria itu sampai kesehatan pulih. Kemudian kami menunggu arahan selanjutnya," terang Endah.
Sementara Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri menerangkan terkait pengamanan ring 1 Presiden RI menjadi kewenangan dari pihak Paspampres.
"Itukan ring satu. Ring satu memang Paspampres terkait dengan SOP-nya. Itu SOP-nya Paspampres," terang Edy.