Patahan Lembang yang mengancam warga Bandung
Gempa akibat pergerakan sesar Lembang ini bisa membahayakan seluruh wilayah di Bandung terutama yang berada di atas garis sesar tersebut. Namun ancaman ini sepertinya tidak terlalu diperhatikan. Tidak ada kesadaran warga untuk membuat konstruksi bangunan tahan gempa.
Sudah lama para pakar mengingatkan bahaya laten gempa bumi jika terjadi di Bandung. Sebagai kawasan dengan letak geografis di cekungan, Bandung berada di bawah ancaman jika patahan atau sesar lembang bergejolak akibat aktivitas tektonik.
Jika ada aktivitas tektonik, patahan Lembang sepanjang 22 km dari kaki Gunung Manglayang hingga ke Padalarang ini bisa mengakibatkan guncangan dengan kekuatan besar. Apalagi jarak tempuh patahan Lembang hanya berjarak 10 kilometer ke pusat Kota Bandung.
-
Kapan gempa Kabupaten Bandung terjadi? Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo melanda wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya pada Rabu (18/09).
-
Dimana gempa Kabupaten Bandung terjadi? Persisnya kedalaman gempa mencapai 10 km di titik 7.19 LS dan 107.67 BT.
-
Apa dampak utama dari gempa Kabupaten Bandung? Dampak Gempa Kab Bandung M4,9 hari ini menimbulkan kerusakan beberapa bangunan,
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto dalam diskusi bertemakan Antisipasi Patahan Lembang, di kantor LIPI, Selasa (13/12).
"Ancaman masih besar terhadap warga Bandung. Apalagi kondisi tanah di Bandung lunak, mungkin kita tahu gempa di Tasikmalaya itu terasa di Bandung karena kondisi tanahnya lunak," ujarnya.
Berdasarkan berbagai metode penelitian seperti geologi, geofisika, geodesi, dan antropologi, sesar aktif itu sempat bergejolak 10 kali sejak 2009-2012. "Tapi itu kecil dengan kekuatan di bawah 3 SR."
Pendekatan geodesi melalui penggunaan GPS yang ditanam, sesar Lembang terpantau bergerak sekitar 3-6 mm per tahunnya. Berdasarkan pengamatannya, gempa dahsyat akibat sesar Lembang ini terjadi pada tahun 60 SM. Gempa saat itu mencapai 6,8 SR. Tapi setelah itu gempa di atas 3 SR tidak kembali terjadi. "Setelahnya itu ada gempa lagi, pastinya kapan, kita tidak punya dokumentasinya," ujarnya.
Gempa akibat pergerakan sesar Lembang ini bisa membahayakan seluruh wilayah di Bandung terutama yang berada di atas garis sesar tersebut. Namun ancaman ini sepertinya tidak terlalu diperhatikan. Tidak ada kesadaran warga untuk membuat konstruksi bangunan tahan gempa. Umumnya, rumah maupun bangunan lainnya yang didirikan tidak memiliki konstruksi kuat sehingga rawan roboh jika terguncang gempa. Seharusnya, bangunan-bangunan di cekungan Bandung yang rawan gempa ini mengadopsi teknik ramah gempa sehingga tahan terhadap goncangan.
"Kalau saya perhatikan, ngobrol-ngobrol dengan tukang, mereka mengerjakannya biasa saja," imbuhnya.
Dia mendorong pemerintah agar lebih gencar menyosialisasikan potensi gempa akibat sesar Lembang ini. Hal tersebut penting agar saat gempa terjadi, korban jiwa maupun materi bisa diminimalisasi.
Mulai saat ini pendirian bangunan di Bandung harus tahan gempa sehingga jika bencana ini terjadi, rumah maupun gedung tidak hancur dan memakan korban jiw.
"Seperti di Jepang. Mereka di rumah memiliki meja yang kuat untuk berlindung. Atau tempat tidur yang dilindungi baja, sehingga jika ada yang menimpa, tidak berakibat fatal," tandasnya.
(mdk/noe)