PDIP: Jadi Kapolri itu dipilih presiden bukan ICW!
"Kita pantau karena pemilihan (Komjen Budi) sudah sesuai, kita kasih kesempatan karena insting Jokowi itu oke."
Juru bicara PDIP Eva Sundari langsung protes saat media menyebut citra Komjen Budi Gunawan sebagai polisi berekening gendut. Eva meminta publik menghargai keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Kalemdikpol itu sebagai Kapolri.
"Jadi Kapolri itu dipilih presiden bukan di bawah ICW, kita harapkan masyarakat jangan memvonis," jelas Eva di Bakoel Koffie, Jakarta, Sabtu (11/9).
Menurut Eva, predikat tersebut belum tentu benar. Menurutnya, Budi Gunawan dikenal sebagai orang yang dekat dengan siapa saja dan punya citra yang baik.
"Kita kasih waktu membuat terobosan, kita pantau karena pemilihan sudah sesuai, kita kasih kesempatan karena insting Jokowi itu oke," sambung dia.
Seperti diketahui, ICW menolak keras Komjen Budi menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara karena terindikasi memiliki rekening gendut. Budi masuk dalam daftar jenderal polisi yang memiliki rekening gendut. Dari hasil temuan PPATK tanggal 19 Agustus 2008, jumlah harta kekayaan Budi sebanyak Rp 4,6 miliar. Budi juga tercatat bersama anaknya pernah membuka rekening dan menyetor uang Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.
Komjen Budi Gunawan mengklaim kasus rekening gendut telah selesai. Pihak Bareskrim telah menindaklanjuti laporan hasil analisis dari Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2010.
"Masalah itu perlu saya luruskan bahwa terkait LHA (Laporan Hasil Analisis) dari PPATK sudah ditindaklanjuti oleh Bareskrim pada tahun 2010 dan hasilnya sudah dikirim ke PPATK. Jadi masalah itu telah selesai. Artinya wajar dan dapat dipertanggungjawabkan," klaim Budi di gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/7).
Baca juga:
Soal Kapolri, Gerindra sebut Jokowi harusnya hormati Sutarman
Kalau berani Budi Gunawan harus ke KPK, buktikan dia bersih
Yunus Husein sebut Budi Gunawan tak lolos jadi menteri Jokowi
Bayang-bayang Megawati di balik penunjukan Komjen Budi Gunawan
PDIP: Kritik untuk Budi Gunawan soal rekening gendut subjektif
PDIP: Komjen Budi Gunawan bukan Timses Jokowi-JK
Jokowi diminta tarik nama Komjen Budi Gunawan
-
Siapa saja Caleg terpilih PDIP yang diminta mundur? Adapun keenam caleg yang diminta mundur tersebut di antaranya dari Dapil 13 meliputi Batang, Pekalongan dan Pemalang, yakni Achmad Ridwan dan satu orang belum terkonfirmasi. Kemudian di Dapil 2 meliputi Kendal, Kabupaten Semarang dan Salatiga ada Diah Kartika Permatasari.Di Dapil 8 meliputi Magelang, Kota Magelang, Boyolali, yakni Eko Susilo dan Dwi Adi Agung Nugroho. Kemudian di Dapil 9 meliputi Purworejo, Wonosobo dan Temanggung ada Elisabeth Intan Kurniasari.
-
Kenapa keenam Caleg terpilih PDIP diminta mundur? Adapun penyebab keenam caleg terpilih itu diminta mundur karena terkena sistem Komandante, rata-rata mereka (para caleg) sudah membuat surat pengunduran diri ketika sebelum waktu pencoblosan.
-
Kapan Caleg terpilih PDIP membuat surat pengunduran diri? Adapun penyebab keenam caleg terpilih itu diminta mundur karena terkena sistem Komandante, rata-rata mereka (para caleg) sudah membuat surat pengunduran diri ketika sebelum waktu pencoblosan.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kapan M. Hasan menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Mohamad Hasan adalah seorang Kepala Kepolisian Republik Indonesia di era Orde Baru (1971-1974) dan pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia dari tahun 1974 hingga 1978.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.