PDSN Diserang, BSSN Sentil Kominfo Hanya Cadangkan 2 Persen Data
Hinsa mengungkap, persoalan utama dari serangan ini karena tidak adanya back up data.
Hinsa mengungkap, persoalan utama dari serangan ini karena tidak adanya back up data.
- Kritik Pedas Anggota DPR ke BSSN soal Indonesia Tak Punya Cadangan Data di PDNS usai Diretas
- VIDEO: DPR Semprot BSSN & Kominfo, Data Diretas Tak Ada Back Up "Sebuah Kebodohan"
- DPR Semprot BSSN & Kominfo, Data Diretas Tak Ada Back Up: Sebuah Kebodohan
- Usut Penyebab Server PDN Kementerian Kominfo Lumpuh, Polri Gandeng BSSN
PDSN Diserang, BSSN Sentil Kominfo Hanya Cadangkan 2 Persen Data
Kepala BSSN, Hinsa Siburian menyebut, hanya 2 persen data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya yang di-backup oleh Kemenkominfo imbas serangan ransomware.
Awalnya, Hinsa mengungkap, persoalan utama dari serangan ini karena tidak adanya back up data.
"Ini sudah kita sampaikan dan memang kami lihat secara umum, mohon maaf Pak Menteri, permasalahan utama adalah tata kelola ini hasil pengecekan kita dan tidak adanya backup" ujar Hinsa dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Kamis (27/6).
Dia mengatakan, mestinya seluruh data 3 PDNS di Indonesia tersimpan satu sama lain. Sehingga ketika diserang sudah ada data cadangannya.
"Artinya apa data yang ada di Surabaya, harusnya ada persis seperti itu juga di Batam, jadi begitu misalnya ada gangguan di Surabaya, analoginya hampir sama, mati listrik, hidupkan genset," ujarnya.
Di kesempatan sama, Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid mempertanyakan berapa persen data yang ter backup di PDNS 2 Surabaya. Hinsa mengatakan, hanya ada 2 persen data yang terbackup.
"Berapa persen ter-back up di Batam?" tanya Meutya.
"Hanya 2 persen dari data yang ada di Surabaya," jawab Hinsa.
"Hanya 2 persen dari data yang dikunci ransomware di Surabaya?" tanya Meutya.
"Betul," ucap Hinsa.
"Makanya itu tidak dinyatakan DRC (disaster recovery center), hanya tempat penyimpanan data. Jadi kami tentunya sebagai dari sisi keamanan kami harus sampaikan yang terkait dengan keamanan," tukas Hinsa.