Pegiat Bahasa Daerah Gelar Sysmposium Internasional di Banyuwangi
Puluhan peneliti dan pegiat bahasa dari dalam dan luar negeri kembali menggelar Internasional Symposium on the Language Of Java (ISLOJ) ke 7.
Puluhan peneliti dan pegiat bahasa dari dalam dan luar negeri kembali menggelar Internasional Symposium on the Language Of Java (ISLOJ) ke 7. Kali ini, kegiatan ISLOJ digelar di Kabupaten Banyuwangi, dihadiri 35 pegiat dan peneliti dari berbagai negara, mulai Singapura, Jepang, Australia, Inggris, dan Amerika.
Para pegiat bahasa dalam ISLOJ bakal saling berbagi materi penelitian bahasa Using, -salah satu bahasa lokal Banyuwangi- kemudian Jawa, Sunda dan bahasa-bahasa lokal di sekitar pulau Jawa.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Panitia Penyelenggara ISLOJ, Thomas Conners menjelaskan, konferensi internasional ini digelar setiap dua tahun sekali.
"Ini konferensi para peneliti bahasa, Jawa, Bali, Saksak, Bali, Sunda, Madura, dan bahasa yang ada di sekitar Jawa dan sekitarnya. Semua ada 35 peneliti, separuh Indonesia dan separuh luar negeri," kata Thomas di sela Simposium ISLOJ, di Hotel Ketapang Indah, Banyuwangi, Sabtu (6/7).
Para peneliti dalam dan luar negeri bakal berbagi hasil penelitian untuk menguatkan bahasa-bahasa lokal yang dinilai terancam hilang bila tidak tercatat.
"Banyak bahasa yang hilang dan terancam. Dari 700 bahasa di Indonesia, ketemu bahasa kecil, besar, bahasa yang tertulis dan tak tertulis. Dari 700 yang tertulis jumlahnya dikit, hanya sekitar 50 an. Sunda dan Jawa jumlah penutur nya banyak tapi masih terancam," kata Thomas.
Thomas mencontohkan, mengapa bahasa lokal yang belum banyak tercatat bisa terancam hilang. Salah satunya karena faktor pola asuh anak yang kurang tepat, seperti cenderung mengajarkan anak berbahasa Indonesia atau bahkan Inggris, dibandingkan bahasa lokal daerahnya.
Menurutnya, Bahasa Indonesia dan Inggris bisa dipelajari di bangku pendidikan, dan belum tentu tersedia di pendidikan formal. Dia mencontohkan bahasa lokal yang diajarkan di bangku sekolah, justru terpusat di bahasa Jawa daerah Jogjakarta dan Solo.
"Kita mengutamakan bahasa yang tidak diutamakan, kita lihat pendidikan Bahasa Jawa. Itu kan Jawa Jogja, bukan Jawa Banyuwangi. Kemudian di Indramayu, Banten, yang diajarkan di sekolah bahaswa Jawa Jogja, Solo, (bukan bahasa Jawa lokalnya). Kita coba untuk mendukung, varian yang berbeda, itu kan bahasa alami, bahasa jawa Using, Cirebon, itu semua bahasa yang alami," paparnya.
Banyuwangi sendiri dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan ISLOJ ke 7 karena dinilai memiliki bahasa lokal yang unik. Sebelumnya, digelar di Palembang, Bali, Lombok, dan Bandung.
"Bahasa di sini menarik sekali, ciri cirinya, kulturnya, beda dengan bahasa jawa yang lain. Ini untuk mendukung juga. Kegiatan ini sekaligus untuk membangkitkan kerjasama peneliti luar dan dalam negeri, kemudian mendukung daerah yang lokal," paparnya.
Thomas Sendiri saat ini menjadi akademisi di University of Maryland, Amerika Serikat dan telah bertahun-tahun meneliti bahasa Jawa di Tengger, Semeru.
"Saya S3 hampir dua tahun meneliti bahasa Jawa di Tengger, kemudian bahasa Malangan, lima tahun di Atmajaya Jakarta. Dan sudah keliling di pulau Jawa," ujarnya.
Hasil penelitian para pegiat bahasa ini bakal dipublikasi dalam sistem open source agar bisa diakses oleh masyarakat luas.
"Nanti akan diterbitkan, dari makalah makalah yang dihasilkan," katanya.
Sementara itu, pegiat Bahasa Using, asal Banyuwangi yang ikut dalam ISLOJ, Antariksawan Jusuf menambahkan, dirinya membawakan makalah berjudul "Standart Javanese versus Using Banyuwangen: A Note in the Distinctive Features Found In the Two Dialects", yang berisi tentang perbedaan bahasa Jawa dan Using.
"Terutama di pembentukan kata awalan, sisipan dan akhiran, yang ada di dalam bahasa Using tidak ada di Jawa dan sebaliknya. Ini perlu dikuatkan karena selalu muncul perdebatan, apakah Bahasa Using itu dialeg Jawa atau enggak. Saya mengamati lebih banyak ke perbedaan imbuhan dalam bahasa Jawa dan Using," kata Antariksawan.
Dia melanjutkan, generasi muda di Banyuwangi saat ini sudah bangga berbahasa Using. Hal ini juga didukung dengan komunitas maupun pemerintah yang mendukung tergeraknya event yang mendukung budaya masyarakat Using.
"Sekarang memang ada semacam kebanggaan pakai bahasa Using, meski harus tetap ditumbuhkan. Dengan majunya pariwisata harapannya, bisa membawa dampak bahasa Using ke Anak-anak, paling nggak banyak yang ditampilkan dalam festival Banyuwangi, budaya Banyuwangi yang mau tidak mau bersentuhan dengan Bahasa USing," katanya.
Baca juga:
Penggemar Ford Se-Indonesia Serbu Banyuwangi
Bupati Anas Terima Penghargaan Pendidikan dari UT
Pantai Pulau Merah Kembali Gelar Kompetisi Surfing
Pakar Internasional Berbagi Ilmu Pendidikan untuk Kepala Sekolah se Banyuwangi
Ratusan Pengrajin Batik Jawa Timur Ikuti Jambore Batik di Banyuwangi