Pejuang penembak pesawat penjajah hidup miskin di gubuk reyot
Kamiran pun saat ini dalam kondisi sakit stroke dan hernia.
Kamiran (92), salah seorang mantan pejuang yang ikut membantu ayahnya saat masa penjajahan, kini hidup melarat dan tinggal di gubuk reyot.
Bukan hanya itu, kakek yang merupakan anggota PPM di masa itu saat ini dalam kondisi sakit stroke ringan dan hernia. Kini warga Banjar Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali ini hanya pasrah menjalani sisa hidupnya di dalam gubuk reyot miliknya.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Apa yang dilakukan Ki Arsantaka di Desa Masaran? Sesampainya di desa itu, ia diangkat menjadi anak oleh Kiai Wanakusuma yang masih anak keturunan Ki Ageng Giring dari Mataram.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Tarian apa saja yang ditampilkan oleh Kota Denpasar? Duta kesenian dan kebudayaan Kota Denpasar menyuguhkan tiga pementasan, yakni Tari Legong Tri Sakti, Tari Baris, dan Tari Barong Ket Prabhawaning Bharuang pada malam pementasan budaya serangkaian Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Kamis (24/8).
"Maklum sudah tua, dulu saya memang pejuang membantu bapak melawan penjajah," ujarnya polos tanpa meratapi kondisinya saat ini, Kamis (2/7) di Jembrana.
Kariman mengaku, saat zaman penjajahan tergabung menjadi anggota PPM (Markas Daerah Resimen XXII Yudha Putra). Saat itu usianya masih belasan tahun, dia sering membrondong pesawat tempur NIKA.
"Ya waktu itu hanya prinsip yang kita perjuangan. Tertembak atau di tembak, tidak pernah terpikir ada sebuah kemerdekaan," kenangnya dengan nada terbata-bata.
Namun kini dia mengalami sakit stroke ringan dan hernia sehingga tidak bisa bekerja lagi. Jika sebelumnya dia jadi nelayan, sejak sakit, ayah 4 orang anak dan 11 cucu serta 3 cicit ini praktis tidak bisa bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dia hanya mengharapkan bantuan dari anak-anaknya.
Dari pengamatan gubuk Kariman, tampak sudah pada jebol dan tidak layak huni demikian juga kamar mandinya juga sudah disokong dengan bambu sehingga atapnya tidak roboh. Di dapurnya yang sudah hancur hanya tampak tungku usang dengan periuk dan penggorengan yang juga sudah usang dan berantakan.
Kariman sebenarnya orang yang cukup berjasa saat zaman penjajahan dulu, karena membantu ayahnya yang bernama Mas Agir (alm) juga seorang pejuang. Menurutnya, ayahnya saat penjajahan bertugas mengurus dan mengatur posisi tempur pasukan.
Kendati dia turut membantu berjuang, namun yang dimasukkan sebagai anggota veteran hanya ayahnya. Sayangnya begitu surat keputusannya turun ayahnya keburu meninggal. Kariman juga tidak mendapatkan santunan apa-apa, apalagi ketika istrinya meninggal juga tidak mendapatkan santunan.
Kini Kariman hanya bisa pasrah dengan kehidupan yang kini harus dijalaninya. Apalagi Kariman tidak bisa menulis, sehingga dia tidak bisa mengurus hak-hak yang harus diterimanya sebagai anggota PPM dan pejuang yang ikut berjuang saat masa penjajahan. Bahkan Kariman juga tidak termasuk KK miskin dan tidak masuk buku merah.
Menurut Kepala Dusun Munduk Bambang, Kariman tidak masuk KK miskin karena dianggap memiliki anak yang masih cukup mampu untuk memberi nafkah dirinya. Permohonan pendaftaran oleh anaknya untuk ayahnya juga tidak dilakukan.