Pembagian raskin di Bali kerap salah sasaran
Kadang banyak warga mampu juga mendapat jatah raskin.
Provinsi Bali dijatah 27.346.320 ton beras miskin buat 151.524 Rumah Tangga Sasaran. Namun sayang, dari jumlah yang terbatas itu, masih ditemukan banyak yang meleset.
Dalam pembagiannya, masing-masing keluarga dijatah 15 kilogram. Namun, kadang ada kepala desa yang memangkas jumlah beras menjadi hanya 5 kilogram, dengan tujuan semua warga menikmati.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengakui penyimpangan itu. Bahkan warga yang dianggap mampu juga diberikan beras raskin.
"Di beberapa desa, beras itu dibagi rata. Masyarakat yang mampu secara ekonomi juga mendapat bagian. Sehingga masyarakat miskin yang seharusnya memperoleh bagian sebanyak 15 kilogram, hanya dapat 5 kilogram," kata Pastika, Selasa (26/1).
Pastika mewanti supaya hal itu tidak terulang tahun ini. "Kalau masih ditemukan hal seperti itu, akan saya laporkan ke polisi," ucap Pastika.
Pastika menduga, kades yang tega melakukan tindakan seperti itu karena ditekan pihak tertentu. Oleh karenanya, Pastika meminta para kades tak takut dengan pihak mana pun.
"Saya berharap penyaluran tahun ini berjalan lancar, tepat sasaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan tepat administrasi," ujar Pastika.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Bali, Ketut Lihadnyana, juga mengakui penyelewengan itu.
"Yang terpenting sekarang adalah bagaimana penyaluran memenuhi tepat waktu, sasaran, mutu, jumlah, keuangan dan sebagainya," kata Lihadnyana.