Pembelaan Sopir Ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang yang Turunkan Jenazah Gara-Gara Uang BBM
Suardi berdalih ingin mengganti dengan ambulans yang sesuai Pergub.
Mobil ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang menurunkan jenazah bayi viral di media sosial. Sopir bernama Suardi itu akhirnya angkat bicara.
Dalam video yang beredar, sopir mengaku pada malam hari kejadian tersebut sebenarnya bukan tugasnya. Menurutnya, yang dinas malam hari itu adalah temannya, tetapi biasanya mem-back up.
"Terus tadi sebelum keberangkatan saya ditelepon oleh pihak keluarga yang berduka, saya tidak tahu namanya. Terus beliau menyampaikan kepada saya berapa biaya ambulans ke sana.
- Usai Antar Jenazah, Ambulans RSUD Gambiran Kediri Ditabrak KA Matarmaja hingga Ringsek Tewaskan Sopir
- Penyesalan Terlambat Sopir Ambulans RSUD Sintang, Semula Arogan Turun Jenazah Kini Minta Maaf & Terancam Sanksi
- Ini Sosok Sopir Ambulans yang Turunkan Jenazah di SPBU karena Tak Diberi Uang Bensin, Begini Pengakuannya
- Jenazah Diturunkan Paksa Sopir Ambulans di SPBU Karena Tak Diberi Uang Bensin, Keluarga sampai Nangis
"Saya bilang ambulans saya itu beda dengan Pergub yang ada ya karena BBM ambulans yang saya gunakan itu menggunakan dexlite," kata Suardi.
Suardi melanjutkan, Dexlite harga per liternya Rp14.900. Sementara, lanjutnya, Pergub yang ada di rumah sakit itu BBM yang ditanggung sebesar Rp9.500.
"Nah selisih BBM itu tadi yang saya minta kepada keluarga pasien. Ternyata keluarga pasien itu mengeluarkan surat bahwasanya sudah dibayar di kasir," katanya.
"Saya bilang selisih bbm ini dari Rp15.900 dikurangi yang di Pergub Rp9.500 selisih Rp5.000 saya minta penggantian kepada pihak keluarga," imbuhnya.
Akhirnya, kata dia, timbul perselisihan menurunkan keluarga pasien dan jenazah bayi. Suardi berdalih ingin mengganti dengan ambulans yang sesuai Pergub.
"Saya bilang saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar perpub. Demikian klarifikasi yang saya bisa sampaikan," kata dia.
Sementara itu, pihak RSUD menyampaikan permintaan maaf terkait viralnya kejadian tersebut. Mereka mengaku masih banyak kekurangan dalam pelayanan
"Kami sebagai direktur dan seluruh jajaran memohon maaf kepada seluruh masyarakat kabupaten sintang secara khusus kepada keluarga pasien yang kami layani pada 15 juli 2024. Kami mengakui masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat tapi kami akan tingkatkan profesionalisme pelayanan dan profesionalisme individu," kata Direktur RSUD, drg Toni Ridwan.
Toni melanjutkan, rumah sakit berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Pihak rumah sakit juga siap menerima saran dan kritik yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan.
"Permohonan maaf ini kami sampaiman dengan sungguh-sungguh dan dari lubuk hati kami dari seluruh karyawan RSUD Djoen Sintang," tuturnya.
Suardi juga menyampaikan permintaan maaf atas ulahnya kepada keluarga pasien dan masyarakat.
"Saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku terima kasih," katanya.