Pembunuhan Sadis Berujung Pengakuan Dosa Lewat Speaker Masjid
Pelaku pembunuhan sadis di Jember mengumumkan aksinya melalui pengeras suara masjid. Sebelumnya, pelaku merupakan residivis kasus penganiayaan
Pembunuhan sadis terjadi di SPBU Jambearum, Desa Jambearum, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, Rabu (9/10). Korban bernama Tumin (55) tewas setelah dibunuh oleh kerabatnya, Iwan (30).
Anehnya setelah membunuh, pelaku mengumumkan perbuatan sadisnya melalui pengeras suara masjid. Tak hanya itu saja, ada beberapa faktor yang menyebabkan Iwan tega membunuh kerabatnya sendiri.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
-
Kenapa menjenguk orang sakit itu penting? Menjenguk orang sakit tidak hanya sekedar memberikan bantuan fisik, tetapi juga memberikan bantuan spiritual melalui doa.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Di mana tradisi menjenguk orang sakit dengan amplop sumbangan ini dilakukan? Kebiasaan ini masih dijalankan oleh masyarakat di beberapa desa seperti Kadu, Lebaksiuh, Cintajaya, dan Cipicung, Kecamatan Jatigede.
-
Bagaimana sukrosa dibentuk? Sukrosa artinya sama dengan gula pasir. Jenis gula ini merupakan karbohidrat sederhana yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dapat ditemukan secara alami di berbagai jenis buah maupun sayuran, tapi sebagian besar sukrosa terbentuk dari 80% tebu dan 20% gula bit.
Berikut fakta-fakta pembunuhan sadis yang dilakukan Iwan hingga mengumumkannya dengan pengeras suara masjid:
Pelaku Sakit Hati
Kasus pembunuhan terhadap pegawai SPBU di Desa Jambearum, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, diduga karena faktor sakit hati. Pelaku, Iwan (30) marah karena korban Tumin (55) tidak memberi uang untuk membeli minuman keras.
"Sebelumnya, korban sempat berjanji kalau sudah gajian akan memberi uang kepada pelaku untuk membeli miras. Tetapi beberapa kali ditagih korban tidak juga kasih uang, sehingga pelaku marah dan emosi," ujar AKP Ribut Sugiarto, Kapolsek Puger.
Akui Membunuh dan Meminta Maaf
Pelaku mengumumkan aksi pembunuhannya melalui pengeras suara masjid. Aksi itu dia lakukan menjelang salat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya.
"Ketika Subuh tadi, Iwan ini tiba-tiba azan di masjid. Lalu salawatan, kemudian mengumumkan bahwa Pak Tumin baru saja meninggal dan sayalah yang membunuh," ujar Elis Suprihatin, tetangga depan rumah korban yang mendengar langsung pengumuman aneh itu.
Sembari mengakui perbuatan dosanya, Iwan tak lupa mendoakan korban Tumin. Dia juga meminta maaf atas perbuatannya itu. "Terus dia bilang begini, semoga segala dosa Pak Tumin diampuni oleh Allah SWT dan aku Iwan minta maaf kepada semua saudaraku di desa ini," papar Elis menirukan ucapan nyeleneh Iwan.
Pelaku Menyerahkan Diri ke Kantor Polisi
Aksi Iwan rupanya masih berlanjut setelah salat subuh. "Dia menabuh gendang (semacam rebana) milik masjid, sambil teriak-teriak, enggak jelas. Kayak orang gila itu," lanjut Elis.
Setelah itu, Iwan pun pergi ke Polsek Puger untuk menyerahkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Setelah salat subuh, pelaku datang ke polsek. Kemudian, anggota SPKT bersama Unit Reskrim Polsek Puger langsung menuju ke TKP," ujar AKP Ribut Sugiarto saat dikonfirmasi.
Pelaku Merupakan Residivis
Iwan diketahui pernah dijebloskan ke penjara karena kasus penganiayaan. Dia merupakan residivis kasus kekerasan dengan senjata tajam. Namun korbannya tidak sampai meninggal dunia.
"Ini baru beberapa tahun bebas. Tapi saat itu korbannya tidak sampai meninggal dunia, hanya luka," papar Sumarno.
Diduga karena latar belakang itu, Iwan memiliki perilaku yang kerap bermasalah. Ke mana-mana sering membawa senjata tajam seperti parang. "Tapi dia tidak pernah bikin masalah di dusun sini. Biasanya di luar dusun ini bikin ributnya," jelas Sumarno.
Masa Lalu Pelaku Kelam
Iwan membunuh Tumin karena sakit hati tak dibelikan miras. Usai membunuh, Iwan mengumumkan perbuatannya dan menyerahkan diri ke polisi. Para tetangga di sekitar masjid heran dengan aksi Iwan tersebut. Banyak yang mengira pelaku memiliki gangguan jiwa.
Namun dari keterangan beberapa tetangga, Iwan juga memiliki nasib malang, karena sejak lama ditinggal ibunya dan tidak diketahui di mana ayah Iwan berada. Meski begitu, sang ibu pernah menjenguknya, sebelum Iwan dijebloskan ke penjara.
"Dia itu sekolah cuma sampai kelas 3 SD. Dia tinggal sendiri. Ibunya pergi ke Jakarta untuk bekerja dan nikah lagi, tapi katanya cerai lagi," tutur tetangga Iwan, Sumarno.
(mdk/dan)