Pemerintah Harus Gerak Cepat Naikkan Level PPKM Jika Kasus Covid-19 Melonjak
Pemerintah juga perlu melihat kondisi global. Terutama mengenai persebaran varian baru Covid-19 Omicron. Rahmad meminta Indonesia mencontoh negara yang telah menutup pintu dari luar negeri agar virus Omicron tidak masuk.
Pemerintah batal menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh Indonesia saat libur Natal dan Tahun Baru.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menilai, pemerintah harus bersikap dinamis menerapkan aturan. Ketika kasus Covid-19 di dalam negeri memburuk saat Nataru, maka pemerintah harus mempertimbangkan untuk meningkatkan level PPKM secara nasional.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Bagaimana cara merayakan natal dan tahun baru? Salah satu cara merayakan dua momentum bahagia ini adalah dengan saling memberikan ucapan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara menyambut tahun baru dengan semangat dan harapan baru? Mari sambut tahun baru,Dengan hasrat dan harapan baru.
"Kalau kondisi Indonesia terjadi mengkhawatirkan ada tanda-tanda gerakan masyarakat yang luar biasa untuk mudik dan abai protokol kesehatan secara segera saat itu juga mengambil langkah menaikkan status level misalnya (PPKM) level 3 nasional dimungkinkan kembali. Artinya pemerintah harus setiap saat cepat merespons perubahan yang ada di Indonesia," ujar Rahmad kepada wartawan, Senin (13/12).
Pemerintah juga perlu melihat kondisi global. Terutama mengenai persebaran varian baru Covid-19 Omicron. Rahmad meminta Indonesia mencontoh negara yang telah menutup pintu dari luar negeri agar virus Omicron tidak masuk.
"Kalau global mengkhawatirkan, kasus omicron ini saya kira pemerintah harus bertindak cepat menutup pintu-pintu keluar negeri seperti di Jepang misalnya," ujar politikus PDIP ini.
Di samping soal aturan, Rahmad mengingatkan kesadaran masyarakat juga penting untuk menahan laju Covid-19. Ia mencontohkan pada saat libur lebaran tetap terjadi lonjakan meski aturan sudah diperketat.
Pemerintah perlu edukasi dan sosialisasi masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan hingga mengurangi mobilisasi. Kondisi landai saat ini saja tiba-tiba terjadi ledakan jika masyarakat lengah.
"Ini karena ada momentum Nataru kebetulan kita bisa kendalikan covid secara bersama-sama yang paling penting kita saling mengingatkan, dan sosialisasi serta edukasi yang gencar kepada seluruh warga masyarakat jangan sampai terlena jangan sampai lengah, meskipun kita saat ini landai bukan berarti landai itu landai terus tapi masih akan terus labil covid di seluruh dunia," ujar Rahmad.
Baca juga:
Update Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Per 13 Desember 2021
Ovelina Pratiwi yang Bantu Rachel Vennya Kabur Karantina Adalah Pegawai Kontrak DPR
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Positif Covid-19
Menko PMK Kembali Ingatkan Agar Waspada Covid-19 Jelang Nataru
Kasus Omicron Meningkat, Australia Percepat Vaksin Booster
INFOGRAFIS: 4 Hal Terkait Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun
Epidemiolog Nilai Indonesia Bisa Lolos Gelombang 3 Covid-19, Berikut Penjelasannya