Pemerintah Targetkan Agustus Kasus Baru Corona Turun Jadi 10 Ribu per Hari
Pemerintah menargetkan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia pada Agustus 2021 turun menjadi 10.000 per hari. Hari ini, Senin (12/7), kasus Covid-19 bertambah sebanyak 40.427 orang.
Pemerintah menargetkan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia pada Agustus 2021 turun menjadi 10.000 per hari. Hari ini, Senin (12/7), kasus Covid-19 bertambah sebanyak 40.427 orang.
“Target kita bersama adalah menekan laju penularan yakni dengan menurunkan kasus sampai dengan 10.000 kasus per hari di bulan Agustus,” kata juru bicara Kemkominfo, Dedy Permadi dalam konferensi pers, Senin (12/7).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Menurut Dedy, ada dua hal yang dilakukan pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19. Pertama, mempertahankan kapasitas testing dan tracing di atas 100.000 orang per hari. Kedua, menekan mobilitas penduduk hingga 50 persen.
“Kami meminta pemerintah daerah betul-betul menurunkan mobilitas masyarakat hingga 50 persen. Tidak cukup hanya dengan 30 persen seperti di awal tahun sebagai akibat libur Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Sebelumnya, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim mobilitas dan aktivitas masyarakat menurun hingga 15 persen. Data penurunan ini diperoleh berdasarkan hasil pemantauan melalui Google Traffic, Facebook Mobility dan Indeks Cahaya Malam.
Luhut menyebut, pemantauan mobilitas dan aktivitas masyarakat dilakukan sejak penerapan PPKM Darurat, mulai tanggal 3 hingga 10 Juli 2021.
"Hasil yang kami dapat selama periode 3 sampai 10 Juli, seluruh provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat pada level 10 sampai 15 persen," katanya dalam konferensi pers, Senin (12/7).
Penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat ini belum mencapai target pemerintah. Target pemerintah, PPKM Darurat bisa menurunkan mobilitas dan aktivitas masyarakat hingga lebih dari 20 persen.
"Kami berharap satu minggu ke depan mobilitas kegiatan masyarakat semakin turun sesuai harapan kita," ujarnya.
Pemerintah menerapkan PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali sejak tanggal 3 hingga 20 Juli 2021. Kebijakan ini diharapkan bisa menekan laju penularan Covid-19, termasuk varian barunya.
Baca juga:
Suami Istri di Sleman Meninggal Dunia Saat Isolasi Mandiri
Aksi Badut Kampanye Protokol Kesehatan
RS Lapangan Covid-19 dr Soepraoen Kota Malang Mulai Tampung Pasien Gejala Ringan
Menteri PUPR Kebut Penyelesaian 3 Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Jakarta
Sehari 8 Warga Yogyakarta Meninggal Dunia saat Isolasi Mandiri
Ekspresi Anak-Anak saat Disuntik Vaksin Covid-19