Pemilik Janji Tanggung Jawab Pascakapal Tanker Angkut BBM Terbakar di Perairan Bali dan Tewaskan 5 ABK
Pihak perusahaan sangat prihatin dengan kejadian tersebut dan janji kooperatif selama proses penyelidikan berlangsung.
PT Arta Samudera Line menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan bertanggung jawab penuh atas insiden kebakaran kapal tenker MT Elisabet Satu di perairan Pulau Gili Tepekong, Kabupaten Karangasem, Bali. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (7/8) dini hari.
"Perusahaan akan bertanggung jawab penuh atas dampak dampak yang terjadi akibat insiden ini. Ucapan duka juga kami sampaikan sedalam-dalamnya untuk para korban dan keluarga korban yang terdampak dari insiden di kapal MT Elisabet Satu,” kata Budi Kurniawan selaku Manager Operasional PT Arta Samudera Line, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/8).
- Terungkap, Ini Langkah Subholding Gas Jaga Keandalan Pipa Minyak dan BBM
- Perjanjian Kerja Sama Pengawasan BBM Subsidi dan Kompensasi Difinalisasi BPH Migas dan Pemprov Kalimantan Barat
- Kronologi Kapal Tanker Terbakar di Perairan Bali, 5 Orang Tewas
- Ini Perubahan Aturan Buat Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak Akhirnya Bisa Dilepas
Kapal MT Elisabet Satu adalah milik PT Arta Samudera Line untuk mengangkut produk Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pihak perusahaan sangat prihatin dengan kejadian tersebut dan berkomitmen penuh untuk bekerja sama dengan pihak terkait dalam proses penanganan insiden ini, serta kooperatif selama proses penyelidikan berlangsung.
Selain itu, terdapat sebanyak 21 kru yang berada di kapal. Sampai saat ini diketahui 16 kru selamat dengan sebagian mengalami luka ringan, dan 5 orang meninggal dunia.
Sementara, kondisi kapal saat ini sudah aman dan api telah dipadamkan. Proses pendinginan di area kapal juga sudah selesai dilakukan, dan kapal telah melabuhkan jangkar di perairan sekitar 5,5 kilometer dari Terminal BBM Manggis, Karangasem.
Hingga saat ini, dipastikan bahwa tidak terjadi pencemaran atau kebocoran di area perairan. Seluruh muatan BBM masih berada di kapal untuk selanjutnya akan dilakukan proses pemindahan agar distribusi BBM tetap berjalan lancar.
Selain itu, PT Arta Samudra Line berkomitmen untuk terus meningkatkan standar keselamatan dan keamanan kapal serta memastikan seluruh prosedur operasi dipatuhi dengan ketat. Perusahaan juga akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan berterima kasih atas pengertian serta dukungan semua pihak," ujarnya.
Sebelumnya, kapal tanker yang memuat bahan bakar mengalami kebakara di dekat Pulau Tepekong di Perairan Candidasa, Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, pada Rabu (7/8). Dari peristiwa itu, sebanyak lima Anak Buah Kapal (ABK) meninggal dunia.
Kapal tersebut diketahui memuat sebanyak 21 kru kapal. Kronologisnya, pada Rabu (7/8) sekitar pukul 01.18 WITA, dari keterangan pelapor atau saksi Rizky Wulandari yang merupakan mualim di Kapal Elisabet bahwa kapal membawa bahan bakar menuju Badas Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) kurang lebih perjalan 1 jam 4 menit atau tepat 1 mil dari Pulau Tepekong Karangasem, Bali.