Pemkot Samarinda Beli Alat Tes Corona dari Korea, Diklaim Lebih Valid dari Rapid Test
Pemkot Samarinda membeli dua alat uji cepat Covid-19 bernama Imunoflouresensi Assay, dan mulai digunakan hari ini, Senin (4/5). Alat itu didatangkan dari Korea Selatan dan baru ada 12 unit di Indonesia, termasuk di Samarinda.
Pemkot Samarinda membeli dua alat uji cepat Covid-19 bernama Imunoflouresensi Assay, dan mulai digunakan hari ini, Senin (4/5). Alat itu didatangkan dari Korea Selatan dan baru ada 12 unit di Indonesia, termasuk di Samarinda.
Alat itu diyakini memiliki prosentase lebih valid ketimbang penggunaan Rapid Diagnostic Test (RDT) yang digunakan selama ini, dan stoknya pun terbatas.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Dua alat itu mulai digunakan untuk melakukan uji cepat 50 tenaga medis, yang bertugas di RS Karantina Covid-19 Samarinda, di Bapelkes Kalimantan Timur.
"Sudah kita gunakan untuk yang bertugas di RS Karantina dulu. Alhamdulillah yang kita uji cepat 50 tenaga medis hasilnya negatif," kata Pelaksana Tugas Kadinkes Kota Samarinda dr Ismed Kusasih, Senin (4/5).
Ismed menerangkan, selain petugas medis di RS Karantina Covid-19, uji cepat serupa juga dilakukan terhadap anggota DPRD Samarinda. Meski begitu, belum semua anggota DPRD berjumlah 45 orang datang menjalani uji cepat yang digelar pagi dan siang ini tadi.
"Belum semuanya anggota dewan yang hadir. Hasil rapid tadi yang datang semuanya negatif," sebut Ismed.
Masih dijelaskan Ismed, nantinya setelah pandemi Corona selesai, dua alat baru Imunoflouresensi Assay bisa digunakan untuk 37 pemeriksaan lain selain Covid-19.
"Bisa untuk 37 pemeriksaan selain Covid. Jadi kalau Covid selesai, bisa untuk pemeriksaan DBD (Demam Berdarah Dengue), campak dan penyakit virus lainnya," ungkap Ismed.
Lalu, bagaimana dengan petugas medis lain di Samarinda, yang bertugas di rumah sakit rujukan RSUD AW Syachranie dan RSUD IA Moeis? "Kalau di AW Syachranie dan Moeis melakukan (uji cepat) sendiri," demikian Ismed.
5 Kasus Baru
Pemprov Kaltim mencatat penambahan lima kasus pasien baru terkonfirmasi positif terjangkit virus SARS-CoV-2. Sehingga total 167 kasus. Sementara di kabupaten Penajam Paser Utara, bocah perempuan 11 tahun, dilaporkan meninggal dengan gejala Covid-19.
Pasien itu, ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) dengan gejala demam, dan sesak napas berat sejak 26 April 2020 dan melakukan perawatan jalan usai berobat di Puskesmas.
"Jadi pada hari Sabtu (2/5), pasien dibawa ke IGD RSUD Ratu Aji Putri Botung di Penajam," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak, saat telekonferensi.
Andi menerangkan, dari pemeriksaan medis, pasien itu juga memiliki gambaran pneumonia pada paru. "Kondisinya memburuk, dan dilaporkan meninggal pada hari Sabtu jam 5.30 pagi," ujar Andi.
Pasien anak itu merupakan satu dari 11 kasus PDP baru, yang dilaporkan hari ini. Sehingga, total PDP yang masih menunggu hasil pemeriksaan swab di laboratorium berjumlah 167 orang.
"Sedangkan untuk pasien dalam pemantauan atau orang dalam pemantauan (ODP), masih berjumlah 1.133 orang," sebut Andi.
Sementara untuk penambahan 5 kasus positif baru, di kabupaten Paser dan kabupaten Penajam Paser Utara, masing-masing memiliki 1 kasus. Sementara 3 kasus lainnya, ada di kota Balikpapan.
(mdk/cob)