Pemprov Jateng kucurkan Rp 1 miliar atasi bencana kekeringan
"Saya bisa carikan sumber-sumber keuangan yang bisa dipakai untuk secepat mungkin," kata Ganjar.
Untuk mengatasi bencana kekeringan yang sudah terjadi di 25 titik di kabupaten/kota di Jawa Tengah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mengalokasikan atau menyediakan dana sebesar antara Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar.
Pernyataan itu disampaikan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disela-sela melakukan droping air di kawasan yang dilanda bencana kekeringan di Masjid Muawwanah di Dusun Ngronggo, Desa Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah, Rabu(17/9).
Ganjar menyatakan salah satu cara mengatasi bencana kekeringan yang datang setiap tahunya, Pemprov mengimbau salah satu langkah adalah membuat embung-embung (tempat penampungan air) di beberapa kawasan rawan bencana kekeringan.
"Pemprov Jateng sediakan dana Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar. Tidak semua warga tahu bagaimana teknis embung, sehingga mereka takut jika tanah mereka dijadikan embung akan terjadi longsor. Mereka tidak tahu, perlu adanya pengembangan pengetahuan terkait soal teknis embung ini," katanya.
Dana itu, akan disalurkan secara cepat kepada masyarakat di daerah yang membutuhkan adanya ketersediaan air jika musim kemarau tiba. Bahkan, Ganjar menjamin dana yang dibuat untuk membuat embung ini tidak dari APBD maupun APBN namun bisa dicairkan secara cepat.
"Saya bisa carikan sumber-sumber keuangan yang bisa dipakai untuk secepat mungkin. Maka saya tadi katakan, anda siap besok? Besok akan langsung saya kirim. Biar ini ada solusinya," terang Ganjar.
Selain itu, jika ada beberapa warga yang tidak setuju tanahnya akan terancam longsor, maka pihak pemerintah kabupaten/kota atau desa akan ditugaskan Pemprov Jateng untuk mencarikan tanah dijadikan sebagai sarana embung secara cepat.
"Mereka tidak mau jika tanahnya dijadikan embung. Maka kita carikan tanah untuk embung melalui bu kades sudah kita perintahkan untuk mencari tanah. Kita cek, kita tentukan dan bereskan administrasinya. Kalau perlu, sekarang ini masih musim kering kita kebut proses pembuatannya," tuturnya.
Jika musim penghujan tiba, maka embung-embung akan berfungsi menampung air dan kemudian disaat musim kemarau embung tersebut akan menjadi salah satu mata air yang bisa dinikmati kepentingan bagi warga yang daerahnya terkena bencana kekeringan dan kekurangan air.
"Jika musim hujan sudah jadi harapan saya banyak air yang bisa ditampung untuk ditabung. Kalau ini ya kita kerjakan dan selesaikan segera," tukasnya.
Kepala Bakorwil I Indra Surya yang memantau bencana kekeringan di wilayah Rembang, Blora, Pati, Salatiga dan Demak menyatakan kekeringan sudah menimpa wilayahnya sudah sejak tiga bulan yang lalu.
"Dampak kekeringan ini mulai dari kurangnya air untuk mandi dan minum kemudian beberapa tanah dan tanaman pecah-pecah, tidak ada curah hujan. Kami sudah kirim atau droping air ke beberapa kabupaten Salatiga, Semarang, Pati," ujarnya.