Pemprov Jatim janji segera tutup lokalisasi di Ponorogo & Mojokerto
Pemprov Jatim klaim telah berhasil tutup 47 tempat lokalisasi. Tinggal 265 PSK yang tersisa saat ini.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat saat ini tersisa 265 Pekerja Seks Komersial (PSK) yang ada di dua lokalisasi di dua daerah, yakni Kabupaten Ponorogo dan Kota Mojokerto.
"Rinciannya, di Ponorogo ada 176 dan 89 lainnya di Kota Mojokerto," Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Ratnadi Ismaon kepada wartawan di Surabaya, Kamis (5/3) dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan, angka ini sudah jauh menurun dari jumlahnya, yang pada 2012 atau sebelum dimulainya program penutupan lokalisasi, yakni 7.127 orang yang tersebar di 47 lokalisasi se-Jatim.
Menurut dia, Pemprov Jatim segera menutup kedua lokalisasi tersebut, tepatnya April 2015 di Ponorogo dan selanjutnya di Mojokerto.
"Untuk yang di Mojokerto masih belum jelas kapan ditutup. Tapi, prinsipnya tahun ini sudah tuntas ditutup semua," kata Bibing, sapaan akrabnya.
Pemprov, lanjut dia, akan terus melakukan pendekatan ke kepala daerahnya serta tokoh-tokoh masyarakat serta ulama setempat. Terkait program penutupan lokalisasi di Ponorogo, kata dia, sudah ada bantuan dari Kementerian Sosial Rp 5.050 juta per orang untuk jatah hidup, modal usaha dan bantuan transportasi.
"Kemudian, Pemprov menganggarkan untuk di Mojokerto Rp 3 juta per WTS. Tapi kalau yang sudah dibantu pusat, pemprov tidak menganggarkan dan mungkin bisa membantu warga terdampaknya," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo membenarkan masih ada dua lokalisasi di Jatim yang masih beroperasi dan menargetkan tahun ini ditutup.
"Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat sudah dilakukan dan tidak lagi lama akan ditutup," ucapnya.
Untuk lokalisasi di Kedung Banteng Ponorogo, secara prinsip sudah siap untuk melakukan penutupan, beserta anggaran penutupannya.
"Tapi di di Mojokerto masih belum, tapi akan segera diupayakan bersama pemkot setempat," kata mantan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim tersebut.
Selain masih ada yang menentang penutupan lokalisasi itu, kata dia, tapi Pemprov Jatim optimistis ditutup, salah satu caranya terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Wali Kota Mojokerto agar program Jatim bebas lokalisasi segera terwujud.
Baca juga:
Berbalut izin legal, DR Karaoke sediakan 23 LC karaoke plus-plus
Dolly ditutup, pelacuran berkedok karaoke marak di Surabaya
Kacau, ada PSK mangkal sembari bawa anak kandung
Sudah punya cucu, Nur PSK Blok G masih jajakan diri
Cerita Devi, PSK Blok G ingin insaf setahun lagi
Sedang hamil, PSK ABG di Blok G tetap jajakan diri
-
Di mana letak Probolinggo? Probolinggo adalah sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, 100 km di sebelah tenggara kota Surabaya.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
-
Di mana warga Probolinggo dipaksa untuk bekerja? Mereka dipaksa bekerja di kebun-kebun milik pemerintah Hindia Belanda tanpa imbalan memadai. Pada masa itu, seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanamanlaku ekspor dan hasilnya diserahkankepada pemerintahan Hindia Belanda.
-
Apa yang ditawarkan Probolinggo kepada wisatawan? Probolinggo menawarkan variasi wisata yang terjangkau namun tetap indah, cocok untuk liburan keluarga.
-
Bagaimana Bathara Katong mendirikan Ponorogo? Pada tahun 1486, Bathara Katong memerintahkan rakyat membabat alas. Gangguan dari berbagai pihak, termasuk makhluk halus berhasil dikalahkan karena Bantuan warok dan para prajurit Wengker.Akhirnya pekerjaan membabat hutan berjalan lancar. Setelah hutan selesai dibabat, bangunan-bangunan didirikan sehingga penduduk pun berdatangan. Setelah istana kadipaten didirikan, Batara Katong memboyong permaisurinya, Niken Sulastri ke istana kadipaten.
-
Di mana wilayah Pragota berada? Saat itu, Semarang merupakan sebuah daerah pesisir pantai bernama Pragota. Saat itu, wilayah Pragota merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.