Pemprov Sumut Anggarkan Rp5 Miliar Tangani Wabah Babi
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk sejumlah kegiatan terkait wabah penyakit babi, khusus hog cholera dan African Swine Fever (ASF). Di antaranya untuk membiayai pos pengawasan lalu lintas babi dan untuk penguburan babi yang mati.
Pemprov Sumut menganggarkan Rp5 miliar menanggulanginya wabah yang menyerang peternakan babi. Sebab akibat wabah tersebut sudah 29.000 ekor babi mati.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk sejumlah kegiatan terkait wabah penyakit babi, khusus hog cholera dan African Swine Fever (ASF). Di antaranya untuk membiayai pos pengawasan lalu lintas babi dan untuk penguburan babi yang mati.
-
Apa yang dilakukan Rendy Meidiyanto saat ini? Rendy Meidiyanto, bintang sinetron populer "Ganteng-Ganteng Serigala" yang sempat menghilang dari layar TV. Kini, memilih jalan berbeda dengan menjadi anggota TNI AL. Simak ulasannya di sini!
-
Kenapa Eddy Rumpoko dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang? Usman mengatakan bahwa Eddy sudah menjalani perawatan medis di RSUP Dr. Kariadi sejak Selasa (28/11) setelah mengeluh sakit sejak Minggu (26/11).
-
Kapan Eddy Meijer lahir? Eddy Meijer, lahir pada 7 April 2007 di Jakarta, akan segera berusia 17 tahun.
-
Apa yang dilakukan Bobby Nasution di Medan? Suami Kahiyang Ayu itu lebih memilih memposting video saat bersama Presiden Jokowi saat berada di Medan dan video kegiatan relawan Bobby Nasution.
-
Apa yang Eddy Meijer lakukan di Istana Berbatik? Maudy Koesnaedi dan anaknya, Eddy Meijer, menghadiri acara fashion Istana Berbatik di Istana Negara.
-
Apa yang Eddy Rumpoko lakukan untuk mendorong pariwisata di Kota Batu? Sejak menjabat sebagai wali kota Batu pada tahun 2007, Eddy banyak melakukan inovasi dan terobosan untuk Kota Batu melalui bidang wisata. Saat ia baru menjabat, banyak penginapan, hotel, dan restoran di Batu yang terancam gulung tikar karena sepinya wisatawan. Ia kemudian menawarkan konsep budaya lokal dan jaminan keamanan kepada investor untk menggarap potensi wisata di Batu.
"Kita sudah membentuk pos, supaya babi yang ada di dalam tidak keluar. Kemudian babi yang di luar tidak masuk ke dalam. Lalu kita juga membantu masyarakat, (untuk) babi-babi yang mati kita siapkan alat berat untuk menguburkan, sehingga tidak dibuang di sembarang tempat," katanya di Medan, Kamis (19/12).
Dana yang dibutuhkan akan membengkak jika pemerintah menetapkan kasus ASF di Sumut sebagai wabah nasional. Jutaan ekor babi akan dimusnahkan dengan ganti rugi sesuai harga pasar.
"Belum, kalau pemusnahan Anda bayangkan, babi di Sumut hampir mencapai 2 juta ekor. Kalau itu kali Rp3 juta per ekor, sudah berapa itu jumlahnya," ujarnya.
Terkait sudah dinyatakannya kematian babi di Sumut akibat ASF, Edy mengungkapkan, kejadian itu belum menyerang binatang lain ataupun manusia.
"Kalau kita berlakukan itu wabah nasional, ini, China saja 20 tahun itu tidak boleh memelihara babi. Ini kita masih memblokir, kita harapkan dengan vaksin-vaksin yang ada, dibantu pemerintah, di-support oleh pemerintah, sehingga bisa selesai wabah-wabah ini," jelasnya.
Kasus kematian massal babi menjadi perhatian di Sumut. Setelah pemerintah daerah menyatakan ternak itu mati karena hog cholera atau kolera babi, pemerintah pusat akhirnya menyatakan wabah ASF telah berjangkit di Sumut.
Kematian babi di daerah ini berdampak besar bukan hanya di sektor pertanian, tetapi juga lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sejumlah peternak ditengarai membuang bangkai babi itu secara sembarangan dan sempat menjadi masalah di aliran sungai di sejumlah daerah.
(mdk/fik)