Pemulung dibui bawa pulang meja Mal Lippo, warga kumpulkan koin
"Katanya waktu itu Imam boleh pulang setelah tanda tangan, tetapi setelah tanda tangan langsung ditahan," kata Yoyok.
Pagi ini, warga RW 2 Kelurahan Temas, Kota Batu, berencana menggelar aksi simpatik mengumpulkan koin untuk solidaritas pada Imam Basuki (40). Koin itu rencananya akan diserahkan ke Lippo Plaza Batu dan Polres Batu untuk mengganti meja buntut yang membuat Imam ditahan hingga saat ini.
"Banyak yang ingin bergabung mas, besok kita gelar di depan plazanya itu. Tadi sudah rapat persiapan, beberapa LSM juga ikut bergabung. Sekarang saya akan mengurus surat pemberitahuan ke Polsek," kata warga, Yoyok Arif Santoso, Senin (23/3).
Imam Basuki adalah Warga Jalan Wukir Gang Sumber II Nomor 26 RT 1/RW 4, Kelurahan Temas, Kota Batu. Dia ditahan karena memanfaatkan meja yang sudah dibuang di tempat sampah oleh Lippo Plaza Batu. Imam sendiri sehari-hari bekerja pemungut sampah di plaza tersebut, yang bekerja pukul 23.00 WIB sampai dini hari.
Yoyok menuturkan bahwa persoalan itu sampai ke polisi setelah kepala satpam plaza melaporkan Imam ke polisi. Kepala Satpam bernama Freddy Wicaksono melaporkan karena satpam yang piket tidak koordinasi saat memberi izin Imam untuk membawa meja tersebut.
"Satu minggu kemudian, tanggal 15 Februari ada yang laporan ke Lippo. Tanggal 15 malam ada polisi bertanya dan menyuruh membawa meja ke Lippo. Pagi Kepala Satpamnya lapor ke polisi, sorenya Mas Imam langsung diminta mengambil mejanya," katanya.
Mas Imam, kata Yoyok, langsung diajak ke kantor polisi sambil menarik gerobak dan mejanya dengan sepeda motor. Dia kemudian diminta tanda tangan beberapa kali.
"Katanya waktu itu boleh pulang setelah tanda tangan, tetapi setelah tanda tangan langsung ditahan," katanya.
Yoyok menegaskan kalau Imam saat membawa meja itu sudah izin satpam dan sudah diizinkan. Karena memang sudah dua hari berada di luar di dekat tempat sampah.
"Kakak saya juga bilang kepada satpam itu, kalau ada yang mencari meja nanti saya kembalikan," kata Yoyok.
Imam sendiri kontrak di rumah yang sebagian sisinya digunakan untuk mengumpulkan sampah yang dianggap masih bisa digunakan. Saat merdeka.com datang ke rumah Imam, beberapa sampah yang ditinggalkan masih terkumpul.