Pencabulan, guru SD raba dan ciumi murid saat les
Orang tua murid geram, dan mengancam akan melaporkan kasus itu ke polisi.
Seorang guru sekolah dasar, berinisial Ksm, di Kecamatan Pontianak Kota, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya, yang diperkirakan lebih dari satu.
Drw, salah seorang orangtua murid saat mendatangi pihak sekolah, di Pontianak, mengaku kaget setelah mendapat pengaduan dari putrinya, siswi kelas V SD. Anaknya itu mengaku telah diperlakukan tak senonoh oleh gurunya di luar jam sekolah, seperti diraba, dicium, dan dipeluk guru tersebut.
"Kedatangan kami ini guna meminta pihak sekolah memproses hukum guru itu, jika tidak akan dilaporkan ke polisi," kata Drw, seperti diberitakan Antara, Sabtu (23/11).
Menurut Drw, sebelum mendatangi sekolah, dia sudah melakukan pengecekan atas pengakuan anaknya, ternyata korban pelecehan bukan hanya anaknya, melainkan beberapa murid lainnya juga menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum guru tersebut.
"Saya sudah pastikan ke anak saya. Anak saya mengaku dia diraba-raba, dicium dan dipeluk oleh guru itu sewaktu les. Kedatangan kami ke sini untuk memastikan kebenaran itu," ungkapnya.
Kedatangan Drw ke sekolah itu hanya disambut Wakil Kepala Sekolah GM Umar Kusumayadi, karena kepala sekolah sedang tidak ada di tempat. "Kami tunggu sampai kepala sekolah datang. Jika tidak ditindak, maka akan kita laporkan ke polisi," ujarnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi, wakil kepala sekolah GM Umar Kusumayadi mengatakan sebelum peristiwa itu mencuat, dia sudah mendengar adanya desas-desus dugaan pelecehan seksual terhadap murid oleh gurunya sendiri. Bahkan sekolah sudah menegur guru yang bersangkutan agar tidak mengulangi perbuatannya itu.
"Sebenarnya kejadian ini sudah lama, sejak September 2013, pihak sekolah sudah memanggil guru bersangkutan, dan telah berikan pembinaan. Setelah itu, kejadian seperti ini tidak lagi terdengar, sehingga saya pun heran, kenapa sekarang ada lagi," ujarnya.
Menurut Umar, sekolah mengetahui adanya dugaan pelecehan seksual ini dari laporan murid-muridnya. "Kami sudah tanyakan kepada guru yang bersangkutan, dan menurut guru itu, hal itu terjadi karena kedekatan antara guru dengan muridnya," kata Umar.
Peristiwa itu, diduga di luar jam sekolah, sehingga tidak banyak guru mengetahuinya. "Sebenarnya pergaulan antara Ksm dengan guru yang lainnya cukup bagus. Bahkan dia itu sangat fleksibel. Namun, peristiwa itu di luar jam sekolah, yakni jam tambahan (les)," ujarnya.
Umar berharap kasus itu tidak sampai ke polisi, mengingat bisa berdampak pada tumbuh kembang dan psikologis anak.
"Kita menunggu kedatangan kepala sekolah, mungkin Selasa (26/11), dan akan dibicarakan bersama orangtua murid. Masalah sanksi apa yang akan dilakukan, kami serahkan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak," ujarnya.