Pengamen dan pengemis dilarang masuk ke pasar darurat Klewer
Pedagang bermobil juga dilarang berjualan di area pasar darurat.
Pengamen dan pengemis dilarang masuk ke area pasar darurat Klewer di Alun-alun Utara Keraton Surakarta, Solo. Larangan tersebut dikemukakan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) saat meresmikan pasar darurat Klewer, Selasa (16/6).
Larangan ini, kata Rudy, untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan kepada para pedagang selama menempati kios Pasar Klewer sementara.
"Pengamen yang dulu ada di Pasar Klewer lama, mulai hari ini tidak boleh masuk ke sini. Ini agar pedagang yang saat ini prihatin bisa berjualan dengan nyaman dan tenang tanpa ada yang mengganggu," kata Rudy kepada wartawan.
Untuk pengamanan, Rudy akan menyiapkan personel gabungan dari Satpol PP, TNI/Polri dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo). Untuk jumlahnya, kata dia, masih akan dilakukan koordinasi dengan pihak terkait.
"Kami akan menurunkan personel dalam tiga sif, agar bisa maksimal. Sehingga pengemis atau pengamen tidak bisa masuk ke dalam pasar," tegasnya.
Selain pengemis dan pengamen, Rudy juga melarang pedagang bermobil untuk berjualan. Karena dikhawatirkan akan menimbulkan persoalan baru di kalangan pedagang.
Pembangunan pasar darurat Klewer ditujukan untuk relokasi sementara pedagang setelah musibah terbakarnya pasar Klewer akhir 2014. Pembangunan pasar darurat butuh waktu 70 hari dimulai sejak April lalu. Pembiayaan menggunakan dana anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, corporate social responsibility (CSR) dan APBD Pemkot Solo dengan total anggaran sekitar Rp 23 miliar.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagyo menambahkan pasar darurat Klewer dilengkapi dengan satu unit kantor, gudang, kamar mandi dan pos keamanan. Sementara jumlah total kios yang dibangun ada 1.420 unit dan 864 los.