Pengiriman senjata BNN lewat kargo umum harusnya pakai pengawalan ketat
Pengiriman senjata BNN lewat kargo umum harusnya pakai pengawalan ketat. Anggota Komisi I dari Fraksi Partai NasDem Supiadin Aries Putra menilai pengiriman puluhan senjata dari BNN lewat kargo umum adalah kecerobohan.
Sekitar 21 pistol softgun jenis CZ P-07, kaliber 22 mm yang dikirim BNN Pusat ke BNNP Bengkulu tertahan di Bandara Fatmawati, Bengkulu. Pengiriman senjata itu terungkap setelah 10 koli paket terdeteksi mesin pemeriksa alias X-ray di terminal kargo Bandara Fatmawati.
Anggota Komisi I dari Fraksi Partai NasDem Supiadin Aries Putra menilai pengiriman puluhan senjata dari BNN lewat kargo umum adalah kecerobohan.
"Kasus pengiriman senjata api dan amunisi dari BNN Pusat ke BNN Bengkulu melalui travel atau cargo umum adalah sebuah kecerobohan," kata Supiadin saat dihubungi, Kamis (5/10).
Sebab, menurutnya, senjata-senjata laras panjang buatan Rusia jenis Saiga-12CEXP-01, kaliber 18,3 MM tersebut rawan di sabotase karena dikirim tanpa pengamanan yang ketat. Pengiriman tersebut seharusnya menggunakan pengawalan petugas.
"Seharusnya pengiriman senjata api untuk kepentingan institusi harus memenuhi persyaratan keamanan yang ketat," tegasnya.
Personel TNI dari Kasrem 041/Gamas bersama Danlanal Bengkulu mengamankan kargo berisi senjata di Bandara Fatmawati, Bengkulu. Pengiriman senjata itu melalui maskapai Garuda pada Rabu (4/10) pagi.
Pengiriman senjata itu terungkap setelah 10 koli paket terdeteksi mesin pemeriksa alias X-ray di terminal kargo Bandara Fatmawati. Senjata api itu jenis laras panjang buatan Rusia jenis Saiga-12CEXP-01, kaliber 18,3 MM.
Petugas juga menemukan 21 pistol softgun jenis CZ P-07, kaliber 22 mm. Dan 42 buah sarung pistol 21 buah rompi anti peluru.
Paket itu dikabarkan dikirim oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat. Barang tersebut kini diamankan aparat Korem 041 Garuda Emas (Gamas) Bengkulu.
Kabag Humas BNN Kombes Sulistiandriatmoko membenarkan senjata yang ditahan personel TNI itu milik BNN. Menurut dia, terjadi kesalahpahaman terkait pengiriman senjata itu.
"Jadi senjata itu benar organik BNN. Senjata itu memang dikirimkan dari BNN pusat untuk digunakan di BNNP Bengkulu," kata Sulistiandriatmoko saat dihubungi merdeka.com, Rabu (4/10) malam.