Pengurus Pesantren Dibakar Santrinya Hidup-Hidup di Dalam Masjid saat Lagi Tidur, Apa Motifnya?
Pengajar Pondok Pesantren dibakar oleh santrinya sendiri. Peristiwa ini sontak membuat masyarakat heboh.
Seorang pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menjadi korban pembakaran oleh santrinya sendiri.
Kejadian ini mengejutkan masyarakat setempat. Berdasarkan informasi dari Liputan6.com pada Kamis (10/10), insiden tersebut terjadi di Ponpes An Nur, Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Langkat, pada Sabtu dini hari, 5 Oktober 2024, sekitar pukul 03.00 WIB.
- KemenPPPA Minta Pengurus Ponpes di Lumajang yang Nikahi Santri Berusia 16 Tahun Dihukum Kebiri
- Menilik Sidoarjo sebagai Pusat Peradaban Islam di Jawa Timur, Pendiri NU Pernah Nyantri di Sini
- Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
- Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Ini Potret Megah Masjid Bawah Tanah di Tuban
Kasi Humas Polres Langkat, AKP Rajendra Kusuma, menyebutkan, korban bernama AA (19) dan pelaku berinisial FAZ (17). Korban dibakar saat berada di salah satu kamar dalam masjid ponpes.
"Korban mengalami luka bakar hingga 80 persen dan telah dilarikan ke RSUP H Adam Malik Medan," ungkap Rajendra pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Dia menjelaskan, peristiwa ini terungkap ketika seorang saksi yang juga santri di pesantren tersebut melihat seseorang yang diduga pelaku berlari keluar dari dalam masjid, kemudian melarikan diri menuju perkebunan kelapa sawit di sekitar lokasi.
"Karena merasa curiga, saksi masuk ke masjid untuk memeriksa situasi. Dia menemukan salah satu kamar pengurus ponpes yang terbakar dengan api yang sudah membesar," jelasnya.
Masjid Terbakar, Korban di dalam Ruangan Teriak
Saksi yang berada di lokasi langsung berteriak meminta bantuan. Mendengar teriakan tersebut, santri lainnya segera datang dan berusaha memadamkan api.
Dalam proses pemadaman, mereka mendengar suara teriakan dari dalam kamar.
"Santri-santri itu sempat mendobrak pintu kamar dan menyelamatkan korban, lalu membawanya ke Rumah Sakit Tanjung Pura sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malik di Medan," jelas Rajendra.
Pelaku pembakaran berinisial FAZ, yang merupakan teman dekat korban, telah ditangkap. FAZ yang awalnya diperiksa sebagai saksi ternyata adalah pelaku pembakaran, hal ini terungkap setelah penyidik menemukan kejanggalan dalam keterangan.
Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo, menjelaskan bahwa dua hari sebelum insiden, santri berinisial FAZ telah membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.
"FAZ pernah meminta bantuan kepada santri junior untuk membeli Pertalite, tetapi dia mengklaim itu bukan untuk membakar korban," ungkap Kapolres.
Korban Dibakar saat Tidur
Setelah Pertalite dibeli, FAZ menyimpannya. Saat kejadian, pelaku sedang bertugas jaga malam dan melihat korban yang sedang tidur lelap di kamar masjid, lalu menyiram karpet tempat tidur korban dengan Pertalite.
"Setelah itu, dia (pelaku) menyalakannya dengan korek gas," tambah David.
Pelaku berinisial FAZ telah ditangkap oleh pihak kepolisian. Ia dikenakan Pasal 187 KUHP Jo UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dengan ancaman hukuman penjara selama 7 tahun.
"Pelaku dapat ditahan," ungkapnya.
Motifnya Sering Difitnah dan Dibully
Dalam pemeriksaan, pelaku mengaku sering menjadi korban fitnah, dibully, dan diadu domba oleh pimpinan Ponpes An Nur. Merasa sakit hati, pelaku nekat membakar korban yang merupakan pengurus pengajar di ponpes tersebut.
"Motifnya adalah sakit hati. FAZ menggunakan kacamata tebal dan secara fisik tidak menarik. Hal ini menjadi salah satu alasan untuk dibully. Setiap kali melakukan kesalahan atau pelanggaran, korban sering mengeksposnya kepada santri-santri lainnya," jelas Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo.
Pengajar di Ponpes An Nur terkejut dengan tindakan santrinya yang berani membakar pengurus. Maulana Solihin, seorang pengajar di Ponpes An Nur yang terletak di Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Langkat, Sumut, menyatakan bahwa dia tidak mengetahui secara pasti peristiwa tersebut.
Dia juga mengaku tidak memahami alasan di balik pembakaran itu. "Saya tidak tahu pasti, tetapi selama ini saya melihat hubungan antara korban dan pelaku baik-baik saja, seolah tidak ada masalah. Oleh karena itu, saya tidak menyangka kejadian ini bisa terjadi," tegasnya.