Penipuan Modus Ngaku Pejabat TNI Minta Transfer Uang Diungkap, 3 Orang Diciduk
"Pelaku menggunakan modus 'Clone Aplikasi WhatsApp', sehingga HP asli yang dimiliki korban tidak bisa dipergunakan, di mana pada 'profile' akun penipu memasang foto pejabat TNI," kata Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel Alamsyah.
Jajaran Kodam XIV/Hasanuddin membongkar jaringan penipuan melalui duplikasi aplikasi 'WhatsApp' dengan berkedok sebagai anggota TNI untuk meminta transfer uang.
"Pelaku menggunakan modus 'Clone Aplikasi WhatsApp', sehingga HP asli yang dimiliki korban tidak bisa dipergunakan, di mana pada 'profile' akun penipu memasang foto pejabat TNI," kata Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel Alamsyah di Makassar, Sabtu (8/12).
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Bagaimana cara prajurit TNI menangkap 'penyusup' tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
Dia mengatakan, maraknya penipuan dengan modus minta pulsa atau minta transfer uang kepada kalangan pejabat atau anggota TNI dengan modus melakukan Clone Aplikasi WhatsApp itu, menyebabkan Kodam XIV/Hasanuddin membentuk tim penyidik pada awal Desember 2018.
Setelah dilakukan penyidikan, lanjut dia, pihak Kodam Hasanuddin berhasil mengusut jaringan penipuan itu dan menangkap dua orang terduga pelaku yang berinisial AL dan AS yang berdomisili di Kabupaten Palopo, Sulsel.
Selanjutnya, kata Alamsyah, setelah dilakukan pengembangan kasus di lapangan, tim kembali menangkap satu orang kawanan jaringan terorganisir yang berinisial IG yang berstatus sebagai mahasiswa.
Hingga saat ini pengembangan kasus masih dilakukan untuk mencari pelaku dan otak dari penipuan berkedok aplikasi gawai.
Sementara pelaku yang sudah terjaring kini telah diamankan untuk melanjutkan proses hukum. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban penipuan berikutnya, pihak Kodam menyosialisasikan pada jajarannya dan masyarakat umum agar tetap berhati-hati.
Apabila ada pesan whatsApp yang mencurigakan, hendaknya segera melaporkan kepada pihak keamanan setempat dan terdekat dari lokasinya.
Baca juga:
Trauma Jadi Korban Perampokan, Remaja Ini Pakai Seragam Brimob
TNI Gadungan ini Ketakutan saat Bertemu Anggota Pomal
Jenderal TNI gadungan di Gorontalo tipu korban hingga Rp 200 juta
Ngaku anggota Kopassus, pria ini tipu PNS hingga puluhan juta
Pria ngaku TNI yang halangi ambulans diduga 'cuma' penjual pulsa
Ada pria ngaku TNI tak beri jalan ambulans, Kodam Bukit Barisan turun tangan