Penurunan Tingkat Kemiskinan 10 Tahun Terakhir Lambat, Ini Pesan Said Abdullah untuk Prabowo
Said menyebut saat ini Indonesia juga menghadapi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa.
Anggota DPR RI dari PDIP, MH Said Abdullah, melihat penurunan angka kemiskinan selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo cenderung lambat. Pada tahun 2014, saat menerima estafet kepemimpinan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 10,96 persen. Pada 2024 ini angka kemiskinan masih di angka 9,03 persen.
"Selama 10 tahun tingkat kemiskinan hanya turun 1,93 persen," kata Said Abdullah, melalui keterangan pers, Sabtu (19/10/2024).
- Ungkit Kondisi Tahun 1995, Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen di Era Pemerintahan Prabowo
- Alasan Prabowo Ajak Para Menteri ke Lembah Tidar, Penuh Makna Perjuangan Indonesia
- Penghujung Masa Jabatan, Menteri Kesayangan Prabowo Pakai Rp65,4 Miliar untuk Ini
- Jokowi Target Jumlah Pengangguran Berkurang di 2025, Indef: Sulit Tecapai Jika Industri Tidak Tumbuh
Said menyebut saat ini Indonesia juga menghadapi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa. Diketahui pada tahun 2014 tingkat kesenjangan sosial (rasio gini) mencapai 0,414. Dan pada Maret 2024 di level 0,379 atau turun 0,035.
Said menyarankan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang akan mengambil sumpah jabatan pada Minggu (20/10/2024) supaya fokus menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial lebih progresif dengan orkestrasi kebijakan yang komprehensif.
"Mulai dari pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, sanitasi, perumahan, hingga lapangan kerja," ujar Said.
Seperti diketahui hari ini adalah hari terakhir Presiden Joko Widodo menjabat. Besok Prabowo dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka akan mengambil sumpah jabatan di hadapan MPR RI untuk memimpin Indonesia periode 2024-2029.