Percepat Penurunan Stunting, Puteri Komarudin Dorong BPKP Tingkatkan Pengawasan
Pemerintah telah menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Saat ini angka stunting masih tergolong tinggi yang mencapai 21,6 persen pada tahun 2022.
Pemerintah telah menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun
2024. Saat ini angka stunting masih tergolong tinggi yang mencapai 21,6 persen pada tahun 2022.
Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk tingkatkan pengawasan.
-
Kapan Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR? Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa pada 2011 lalu.
-
KPR Kilat BRI itu apa? Sebagai informasi, program KPR Kilat BRI adalah pembiayaan KPR BRI dengan jangka waktu pendek sampai dengan 5 tahun.
-
Apa yang diusulkan oleh Baleg DPR terkait dengan DKJ? Baleg DPR mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi. Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Achmad Baidowi alias Awiek mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi.
-
Apa yang diharapkan dari Kaukus Air di DPR RI? Putu berharap, kaukus yang diprakarsai oleh para anggota dewan di periode ini bisa terus memperjuangkan isu-isu terkait air. Ia menegaskan bahwa komitmen dan kepedulian pada kelangsungan air bersih tak sekadar hadir pada momentum World Water Forum (WWF) alias Forum Air Sedunia ke-10 yang akan digelar nanti.
-
Bagaimana cara DPR mendukung kinerja Kejagung? Lebih lanjut, selaku mitra kerja yang terus memantau dan mendukung Kejagung, Sahroni menyebut Komisi III mengapresiasi setiap peran insan Adhyaksa.
-
Apa yang dilakukan Rizki Natakusumah di DPR? Melalui Instagram, Rizki sering membagikan momen rapatnya dengan berbagai komisi DPR. Misalnya, Rizki sering mengunggah foto ketika ia menyampaikan pandangannya mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN 2022 di hadapan anggota DPR lainnya.
“Saya sependapat bahwa penurunan stunting harus menjadi fokus pengawasan BPKP pada tahun 2024. Dimana, persoalan ini telah mendapat sorotan dari Bapak Presiden, karena penggunaan anggarannya lebih banyak untuk belanja birokrasi, dibandingkan belanja yang menyentuh langsung ke masyarakat, seperti membeli telur, susu, daging, dan sayur. Untuk itu, peran BPKP sangatlah penting untuk mengawasi penanganan stunting ini,” ucap Puteri.
Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh membenarkan bahwa penurunan stunting menjadi salah satu fokus pengawasan BPKP sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo.
“Kami setiap tahun membuat agenda pengawasan yang mencakup arahan presiden. Di dalam APBN, RKP, dan RKA, kami melihat mana yang penting. Itu yang akan dikawal,” urai Yusuf Ateh dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI bersama BPKP, Senin (26/6).
Lebih lanjut, Puteri juga mengimbau BPKP untuk mengawal penanganan stunting di daerah. Ini tidak terlepas dari data BPKP yang menyebut ada 378 daerah yang penyelesaian kasus stunting-nya tidak sesuai target. Karenanya, Puteri pun meminta BPKP menyampaikan daerah-daerah yang dimaksud.
“Kami, khususnya di Karawang sendiri juga terus berupaya untuk menangani stunting. Dimana, Pemda Karawang telah berhasil menurunkan angka stunting dari 20,6 persen menjadi 14 persen pada 2022, atau sudah lebih rendah dibanding nasional. Bahkan tahun ini, Karawang menargetkan angka stunting turun hingga 8 persen. Makanya dengan capaian ini, apakah Karawang masih termasuk ke dalam 378 daerah tersebut,” tanya Puteri.
Sebelumnya, pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023, Presiden RI Joko Widodo juga menyinggung soal penggunaan anggaran penanganan stunting yang masih tidak tepat sasaran.
“Saya cek di APBD Mendagri, coba saya mau lihat Rp10 miliar untuk stunting, cek perjalanan dinas Rp3 miliar, rapat-rapat Rp3 miliar, penguatan pengembangan Rp2 miliar. Yang benar-benar untuk beli telur itu nggak ada Rp2 miliar,” ujar Presiden.
Menutup keterangannya, Puteri berpesan agar pengawasan BPKP bisa dilakukan secara maksimal. Peran pengawasan BPKP sangatlah krusial supaya belanja APBN, APBD, BUMN bisa menghasilkan manfaat yang konkret dan produktif.
(mdk/hrs)