Perempuan bercadar melawan stigma dan penghakiman lewat aksi peluk saya
Mereka yang tergabung dalam hafizh on the street ini melakukan aksi untuk menjauhkan penghakiman masyarakat dan kesan bahwa sosok bercadar dekat dengan ekstremisme.
Ada yang berbeda dari gelaran car free day (cfd) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, minggu (20/5). Sejumlah perempuan berbaju syari lengkap dengan cadarnya menggelar aksi 'peluk saya'.
Mereka yang tergabung dalam hafizh on the street ini melakukan aksi untuk menjauhkan penghakiman masyarakat dan kesan bahwa sosok bercadar dekat dengan ekstremisme.
-
Bagaimana Bilqis tampil menawan saat mengenakan busana muslim? Bilqis Khumairah Razak, yang kini beranjak remaja, tampil menawan dalam balutan busana muslim model kaftan berwarna putih, lengkap dengan hijabnya. Wajahnya tampak mengenakan riasan yang natural dengan lipstik ringan di bibirnya yang merona.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Bagaimana Umat Islam di Jawa Timur merespon Agresi Militer Belanda? Para ulama setempat sudah mendeteksi adanya serangan susulan dari pihak Belanda saat bulan puasa.Mereka pun menggelar musyawarah di Pamekasan dan menyatakan perang dengan Jihad fi Sabilillah untuk mempertahankan kedaulatan negara.
-
Kapan Masjid Baitunnur didirikan? Dilansir dari Liputan6.com, Masjid Baitunnur didirikan pertama kali oleh R.T Djajeng Tirtonoto pada tahun 1774 yang saat itu memerintah Kabupaten Blora di bawah Kasunanan Surakarta dari tahun 1762 hingga tahun 1782.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
"Iya biar orang itu tidak takut dengan perempuan-perempuan bercadar," ujar Endang, salah satu peserta aksi, di CFD, Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (20/5).
Menurut Endang, banyak orang-orang ikut berpartisipasi dalam aksi ini dengan memeluk mereka. Mereka pun mengaku, bahwa aksi yang baru pertama kali dilakukan. Aksi ini dilakukan sejak pukul 07.30 WIB.
"Lumayan juga sih tadi banyak yang meluk. Enggak ngitung sih tapi banyak sih tadi yang meluk ya. Bakal aksi sampai sekuatnya ya," ucap Endang.
Aksi ini digagas karena kuatnya stigma pakaian syari dekat dengan terorisme. Terlebih setelah aksi bom bunuh diri yang dilakukan Puji Kuswati di Surabaya.
Tidak hanya itu, mereka yang berpakaian syari mengaku kerap diperlakukan kurang sopan di ruang publik. Bahkan kata Endang, kondisi menghakimi itu pun dirasakannya di lingkungan sekitar rumahnya. Dia mengaku takut keluar rumah setelah maraknya aksi terorisme itu akibat pandangan masyarakat yang dirasa menyudutkan mereka.
"Ya minimarket ya jarang ada angkot mau berenti. Waktu itu saya pas pakai gamis yang warna hitam ya enggak mau berhenti. Tapi abis saya ganti ke warna kalem begini lebih baru agak berenti gitu," ungkap Endang.
Dia mengaku menentang segala bentuk aksi terorisme. Endang berharap, cadar tidak diidentikkan dengan perilaku-perilaku ekstremis seperti aksi terorisme. Dia juga berharap, agar Indonesia tidak lagi dirongrong dengan persoalan seperti saat ini.
"Mudah-mudahan negara ini aman," tutupnya.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com