Perjuangan Petani di Manggarai Timur Demi Sembuhkan Anak dari Kelumpuhan
Air mata sedih pasangan suami istri, Stefanus Jebarut dan Regina Mumut tidak terbendung, saat menceritakan kondisi buah hati mereka yang saat ini hanya terbaring lesu di tempat tidur.
Air mata sedih pasangan suami istri, Stefanus Jebarut dan Regina Mumut tidak terbendung, saat menceritakan kondisi buah hati mereka yang saat ini hanya terbaring lesu di tempat tidur.
Putri keempat warga Desa Compang Wedang, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Manggarai Timur itu, Karolina Kriss Niken yang kini berusia sembilan tahun mengalami kelumpuhan sejak lahir 2012.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa yang dimaksud dengan kesepian? Kesepian adalah perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak terhubung dengan orang lain.
-
Kapan si kelinci ceroboh menyadari kesalahannya? Kiko menceritakan kejadian tersebut dengan malu-malu. "Aku merusak pesta makan malam yang aku rencanakan, dan sekarang tidak ada makanan yang bisa aku hidangkan," keluh Kiko. Bimo tersenyum bijak. "Kiko, sebelum kamu memperbaiki masalah ini, apa yang sebaiknya kamu lakukan?"
Sudah sembilan tahun lamanya, gadis kecil ini menghabiskan hari-harinya hanya dengan berbaring di tempat tidur dan sesekali bersandar di dinding. Kendati demikian, pasutri yang berprofesi sebagai petani ini tetap tegar merawat buah hati mereka.
Di tengah perjuangan hidup yang dihimpit persoalan ekonomi, mereka memiliki sebuah harapan besar. Harapan itu hanya satu, bisa menyembuhkan sakit Karolina Kriss Niken.
Pengobatan medis di puskesmas hingga pengobatan tradisional sudah ditempuh, namun belum membuahkan hasil.
"Kami punya niat untuk membawa ke dokter untuk terapi dan perawatan medis lain, tapi tidak punya biaya sama sekali sehingga kami pasrah," ungkap Stefanus, Jumat (12/2).
Walau sebagai petani biasa, Stefanus berusaha akan mampu menyembuhkan anaknya. Dia mencari ikan dan belut di sawah untuk dijual ke tetangga. Hasil jualannya sebagian sebagai disipkan untuk kebutuhan mereka sehari-hari, sebagian dia tabung untuk perawatan putrinya.
"Setiap hari harus kasi keluar uang Rp20.000 untuk beli popok. Kadang tidak ada biaya beli popok dan terpaksa putrinya buang hajat di tempat tidur," tutur Stefanus.
Uang yang dikumpulkan Stefanus dan sang istri belum cukup untuk membawa Karolina melakukan terapi, atau perawatan medis. Mereka berharap, ada bantuan dan perhatian dari orang-orang baik yang peduli akan kesembuhan anak mereka.
Baca juga:
Digunjing Miskin, Keluarga di Tapanuli Selatan Ini Pilih Pindah ke Hutan
2.000 Keluarga Miskin di Yogyakarta Belum Pernah Terima Bantuan dari Pemerintah
Serap 16 Juta Pekerja, Industri Sawit Disebut Berperan Besar Entaskan Kemiskinan RI
Harta Orang Kaya AS Tembus USD 1,1 Triliun di Tengah Naiknya Angka Kemiskinan
Dampak Pandemi Covid-19: Orang Kaya Makin Tajir dan Miskin Makin Melarat
Ma'ruf Amin: Ada 12,51 Juta Rumah Tangga Miskin Memasak Menggunakan Kayu