Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 Teken MoU Rp3,1 T dalam Acara Forum Investasi
Menunjukkan potensi besar sektor perkebunan Indonesia dalam menarik minat pelaku usaha domestik
Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 berhasil mencatatkan nilai kesepakatan kerjasama yang impresif melalui kegiatan business matching atau forum investasi. Total kesepakatan kerjasama yang tercapai dalam acara ini sentuh angka Rp3,1 triliun, menunjukkan potensi besar sektor perkebunan Indonesia dalam menarik minat pelaku usaha domestik dan internasional. Kesepakatan ini dilakukan melalui penandatanganan kerjasama antara pelaku usaha perkebunan dengan para mitra atau buyer nya, Kamis (14/9).
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar forum investasi yang mempertemukan para pelaku usaha, eksportir, serta investor dengan produsen komoditas unggulan perkebunan, seperti pinang, gula aren, kopi, dan vanila.
- Menteri UMKM: Jalin Lokal Jadi Ekosistem Kolaboratif Bagi Pengusaha UKM
- Dukungan Pemerintah pada Produk Indonesia yang Tembus Pasar Internasional
- Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024: Optimalkan Potensi Kelapa Sawit Solusi Energi Terbarukan
- Kemendag Targetkan Transaksi Trade Expo Indonesia 2024 Tembus Rp230 Triliun
Kerjasama ini tidak hanya mendorong peningkatan nilai ekspor komoditas, tetapi juga memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan di industri perkebunan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengapresiasi atas capaian nilai kesepakatan kerjasama yang menembus tiga kali lipat dibandingkan dengan nilai kesepakatan kerjasama pada Bunex ke-2 tahun lalu.
"Kami turut bangga atas capaian nilai kesepakatan kerjasama ini, semoga tercipta akses pasar yang lebih luas untuk komoditas perkebunan, ini juga menandakan penguatan kemitraan usaha komoditas perkebunan hingga saat ini terus berlangsung dan Direktorat Jenderal Perkebunan terus mendorong serta memfasilitasi terbangunnya kesepakatan maupun kemitraan usaha perkebunan kedepannya, baik di dalam maupun luar negeri," kata Heru sesaat setelah menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerjasama.
Menurut Heru, saat ini, di tengah kondisi geopolitik dunia yang sedang tidak baik-baik saja yang akan mempengaruhi supply demand produksi pangan dunia, ternyata hampir tidak terasa di Indonesia. Kebutuhan ekspor produk perkebunan seperti pinang, gula, aren, kopi dan vanila pada Bunex 2024 ini masih sangat dibutuhkan untuk pasar luar negeri.
"Tantangan pasar ekspor saat ini tidak hanya terkait dinamika iklim yang mempengaruhi ketersediaan produksi komoditas, tetapi lebih luas lagi, saat ini banyak negara-negara dunia yang mengalami lonjakan inflasi akibat adanya gangguan pasokan, dan prediksi resesi dunia di tahun ini pun terus dilaporkan oleh berbagai lembaga internasional, termasuk Bank Dunia dan IMF," tambah Heru.
Lebih lanjut, Heru mengungkapkan resesi global dapat memicu penurunan harga komoditas Pertanian karena penurunan permintaan global akibat resesi. Hal ini sebenarnya akan menekan ekspor dan neraca perdagangan Indonesia.
"Tantangan inilah yang perlu kita antisipasi kedepan dalam pengembangan ekspor komoditas perkebunan. Perlu kita ingat juga, dalam 1 hingga 2 tahun terakhir Indonesia tengah menikmati keuntungan tak terduga dari harga komoditas unggulan seperti kakao, kopi dan minyak sawit, dampak dari kondisi tersebut juga perlu diwaspadai di tingkat petani yang saat ini masih belum merasakan harga jual yang kompetitif," jelas Heru.
Sebagai informasi, Bunex ke-3 tahun 2024 ini untuk komoditas pinang melalui PT. Best Star Indonesia telah tercapai kesepakatan pasar terbesar dengan nilai mencapai 2,9 triliun rupiah dengan buyer nya yang berasal dari Saudi Arabia, United Arab Emirates, Pakistan, Bangladesh, India dan Iran. Selanjutnya, komoditas gula aren melalui PT. Legenda Gula Jawa berhasil menandatangani kesepakatan pasar senilai 126,4 miliar rupiah.
Kemudian, komoditas kopi melalui PT. Karakter Coffee, PT. Jema Kopi Nusantara, PT. Botani Seeds Indonesia, Poktan Wanoja, PT. Global Nusantara Makmur, Rayanas Coffee, Alfanoos International, Kaffa Australia dan PT. JPLM berhasil menandatangani kesepakatan kerjasama dengan total nilai sebesar 26,68 miliar rupiah.
Terakhir, untuk komoditas vanila melalui PT. Cahaya Desa Ekspor telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Shoonsen Co. Ltd dengan nilai 1 miliar rupiah. Adapun transaksi komoditas lainnya yang dapat dihitung sebagai nilai Kerjasama hingga bulan September 2024 telah mencapai 70,7 triliun rupiah untuk komoditas kelapa sawit, karet, teh, kopi, tembakau, vanili dan gula kelapa.
Tercapainya kesepakatan kerjasama senilai triliunan rupiah ini, Bunex 2024 membuktikan sebagai platform strategis untuk mempertemukan para pelaku industri perkebunan dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.