Perkembangan Mengejutkan TGPF Setelah Berbulan-bulan Usut Kasus Novel Baswedan
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berharap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasusnya tidak hanya berspekulasi soal orang-orang yang terlibat penyerang. Dia meminta tim segera mengungkap nama pelaku-pelaku yang melakukan penyiraman air keras kepadanya.
Setelah enam bulan berjalan, masa kerja Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan berakhir. Tim menyerahkan laporan hasil investigasi kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Hasil perkembangan kasus penyiraman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu cukup mengejutkan. Para anggota TGPF mengungkap perkembangan hasil. Apa saja? Berikut rangkumannya:
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Kapan rapat mingguan TPN Ganjar-Mahfud digelar? TPN Gelar Rapat Mingguan: Mantapkan Gerakan Blusukan Ganjar-Mahfud yang Tak Bisa Dilakukan Prabowo Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Md, menggelar rapat mingguan di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (6/12).
-
Kapan Mutiara Baswedan meraih gelar Sarjana Hukum? Ia berhasil meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 2020.
-
Siapa Teuku Nyak Arif? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara. Hingga pada titik dikumandangkannya kemerdekaan, tubuh pemerintahan tiap daerah di Indonesia masih dalam keadaan pincang.Salah satu putra Aceh yang jasanya patut dikenang dan diingat oleh masyarakat sampai saat ini adalah Teuku Nyak Arif.
TGPF Periksa Jenderal Bintang Tiga
Dalam investigasi kasus penyiraman penyidik KPK Novel Baswedan, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sempat melakukan pemeriksaan terhadap jenderal bintang tiga. Pemeriksaan itu berdasarkan hasil penyelidikan Polda Metro Jaya, Ombudsman dan Komnas HAM.
Sayangnya TGPF enggan mengungkap identitas para pati tersebut. "Pada kasus ini ada juga beberapa jenderal bintang tiga yang kami periksa itu. Jangan salah. Semua yang dituduh kami periksa lagi. Semua yang diperiksa oleh penyidikan lalu, kami periksa lagi," kata anggota TGPF Hermawan Sulistyo.
Kapolri Tito Karnavian masih enggan berkomentar saat ditanya perkembangan kasus penyiraman penyidik KPK Novel Baswedan.
Penyiraman Diduga Dilatarbelakangi Politik
Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan diduga berlatar belakang politik. Dugaan ini dari hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) selama enam bulan.
"Novel itu kan orang KPK, bisa dilihat bahwa ada latar belakang politik, dan itu kan selama ini dari awal perkara ini juga sudah dilempar terus persoalan ini untuk Polri harus mengungkap dan sebagainya. Itu kan artinya bahwa kasus ini memang bisa dikatakan high profile, maksud saya itu," kata anggota TGPF Hendardi.
Investigasi Sampai ke Luar Kota
Untuk mengembangkan para saksi, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan melakukan investigasi ke beberapa kota di Indonesia. Investigasi berdasarkan penyelidikan sebelumnya. Terbang ke luar kota perlu dilakukan untuk memastikan pihak yang diduga terlibat.
"Karena itu kenapa kami ada di Ambon, Malang, Kebumen, dan sebagainya, jelas bukan pelesir, itu urusannya dalam pengembangan saksi-saksi," kata anggota TGPF Hendardi.
Tanggapan Novel Baswedan
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berharap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasusnya tidak hanya berspekulasi soal orang-orang yang terlibat penyerang. Dia meminta tim segera mengungkap nama pelaku-pelaku yang melakukan penyiraman air keras kepadanya. Untuk mengungkap aktor intelektual di balik penyerangan diperlukan keterangan dari pelaku di lapangan.
"Saya pikir jangan sampai hanya terjadi upaya untuk berspekulasi, siapa aktor intelektual, dalang, koordinator dan lain-lain, tapi melupakan pelaku lapangan," ujar Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/7).
(mdk/has)