Pernyataan Lengkap Gus Miftah Saat Mengundurkan Diri Sebagai Utusan Khusus Presiden
Saat mengumumkan mundur ini, Miftah sempat meneteskan air mata. Sesekali Miftah nampak menyeka wajah dengan tisu.
Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disapa Gus Miftah memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Pengunduran diri ini disampaikan Miftah di Ponpes Ora Aji, Jumat (6/12).
Saat mengumumkan mundur ini, Miftah sempat meneteskan air mata. Sesekali Miftah nampak menyeka wajah dengan tisu.
- Gaduh Kelakuan Gus Miftah, Masih Perlukan Keberadaan Utusan Khusus Presiden?
- Jabat Utusan Khusus Presiden Cuma 1,5 Bulan, Apa yang Sudah Dikerjakan Gus Miftah?
- Sambil Menangis, Gus Miftah Beberkan Alasan Mundur dari Utusan Khusus Presiden
- Gus Miftah Jadi Utusan Khusus Presiden, Ternyata Bukan dari Keluarga Sembarangan ada Darah Keturunan Bangsawan
Berikut ini isi pernyataan pengunduran diri Miftah
Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Wakil Presiden serta seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai dan saya hormati, Izinkan saya mengawali ini dengan mengutip ayat 26 dalam surat Ali Imraon katakanlah Nabi Muhammad wahai Allah pemilik kekuasaan. Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang engkau kehendaki dan engkau memiliki kekuasaan untuk mencabut kekuasaan dari siapapun yang engkau kehendaki.
Engkau muliakan yang engkau kehendaki dan engkau hinakan siapapun yang engkau kehendaki. Di tanganmulah segala kebajikan sesungguhmya engkau maha bekuasa atas segala sesuatu.
Hari ini dengan segala kerendahan hati dan dengan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam.
Setelah berdoa bermuhasabah dan istikhoroh saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan siapapun, bukan karena permintaan siapapun tapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta, hormat, dan tanggung jawab mendalam kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat.
Ini bukan sebuah akhir atau langkah mundur melainkan langkah awal kontribusi bangsa dan negara dengan cara lebih luas dan beragam. Seroang berjiwa ksatria pernah berkata jabatan itu titipan sementara karena itu sarana berbuat kebaikan.
Karena itu sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat saya merasa bahwa pengabdian kepada bangsa indoensia tidak terbatas pada jabatan dan kedudukan semata mencakup seluruh ruang dimana saya kasih manfaat.
Kepada Pak Presiden saya terimakasih yang setulus-tulusnya atas amanah dan kepercayaam yang telah diberikan kepada saya. Saya anak dengan latar belakang dari jalan dan bergabung dengan dunia marjinal, preman, klub malam telah diangkat derajat setinggi-tingginya oleh Bapak Presiden. Ini anugerah luarbiasa melalui Pak Prabowo Subianto
Saya mohon maaf banyak karena belum bisa menjadi sesuatu yang Bapak harapkan dari saya. Saya terimakasih kepada Presiden, saya belajar menjadi ksatria dari Pak Presiden.
Kepada rakyat Indonesia terimakasih dukungan doa dan kepercayaan yang selama saya menjabat sebagai manusia biasa tidak luput dari kekurangan kehilafan baik sengaja maupun tidak, saya mohon maaf.
Saya berharap bisa menjadikan keberagaman menjadi kekuatan bukan sebagai alasan memecah belah integrasi nasional dan Bhineka Tunggal Ika.
Saya berdoa kepada Allah SWT di bawah kepemimpinan Pak Prabowo agar diberikan kekuatan, kebijaksanaan dan langkah beliau dirahmati dan memudahkan untuk menjadikan bangsa Indoensia adil makmur.
Saya titip doa agar tanah air tercinta kita diberikan kekuatan, memperkuat semangat kebangsaan dan membawa Indonesia harum dimata dunia