Perompak bertopeng dan bersenjata api todong 3 nelayan Sebatik
Tiga nelayan di perbatasan Malaysia asal Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, dirompak dua pria bertopeng dan bersenjata api di perairan, saat melaut mencari ikan. Aparat bergegas meningkatkan intensitas patroli perairan.
Tiga nelayan di perbatasan Malaysia asal Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, dirompak dua pria bertopeng dan bersenjata api di perairan, saat melaut mencari ikan. Aparat bergegas meningkatkan intensitas patroli perairan.
Tiga nelayan Sebatik masing-masing Rusman, Hasbi dan Darwis, melapor ke Polsek Sebatik, setelah peralatan mereka mulai dari mesin perahu 15 PK hingga BBM dirampas perompak di bawah todongan senjata api.
-
Apa yang terjadi pada pipa PAM di Petamburan? Pipa 900 mm di Petamburan 4, Jakarta Pusat bocor pada Kamis (21/9).
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Kapan Pemilu di Indonesia diadakan? Pemilu sebentar lagi akan diselenggarakan. Pemilu akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.
-
Apa yang terjadi di perlintasan Madukoro, Semarang? Peristiwa itu mengakibatkan ledakan hebat disusul kobaran api.
-
Kapan Pemilu di Indonesia dilaksanakan? Di Indonesia, tahun 2024 adalah tahun politik.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
"Benar. Korban nelayan Sebatik itu memang ada membuat pengaduan ke Polsek (Sebatik)," kata Kapolres Nunukan AKBP Jepri Yuniardi dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (7/12).
"Kejadiannya itu di perairan Pulau Bunyu ya. Jadi itu masuk wilayah Kabupaten Bulungan. Sudah pasti kami koordinasikan bersama dengan Polres Bulungan," ujar Jepri.
Jepri menggaris bawahi, sejauh ini untuk perairan Nunukan yang berbatasan dengan perairan negeri Jiran Malaysia, belum pernah terjadi perompakan. Gencarnya patroli perairan tidak hanya dari Polair Nunukan, melainkan juga TNI AL dan juga Polair Polda Kaltim, dinilai mumpuni mengantisipasi terjadinya perompakan di perairan.
"Tapi dengan kejadian di perairan Pulau Bunyu itu, kami koordinasikan, agar meningkatkan intensitas patroli perairan bersama-sama, untuk perairan secara umum di Kalimantan Utara. Kita tentu tidak bisa melarang nelayan mencari di sana (perairan Pulau Bunyu) selagi itu masih di perairan Indonesia. Cuma kita ingatkan, agar terus berhati-hati," ungkap Jepri.
"Di perairan Bulungan memang, cukup sering terjadi perompakan. Sejauh ini yang saya terima informasinya, diantaranya juragan-juragan tambak ikan dan udang. Sekali lagi, kejadian seperti ini, kami koordinasikan bersama Polres Bulungan," terang Jepri.
Dikonfirmasi merdeka.com, Kapolres Bulungan AKBP Muhammad Fachry membenarkan peristiwa yang menimpa 3 nelayan Sebatik itu, dan saat ini sedang dalam penyelidikan Polres Bulungan.
"Kami sudah terima informasi dari Polsek kami di Bunyu, bahwa memang benar warga (nelayan) bersangkutan dari Sebatik, dan mengalami kerugian itu (perampasan peralatan nelayan). Titik koordinat lokasi kejadian dan kasus itu dalam penyelidikan," kata Fachry.
"Saat ini juga memang ada beberapa kasus perampikan di laut, yang lagi kami tangani, di antarannya dengan berkoordinasi antar Polres lain di Kaltara. Karena hampir sebagain besar pemilik tambak, domisili di luar Bulungan. Tapi tambaknya, berada di wilayah Bulungan," ujar Fachry.
Peristiwa perompakan itu sendiri, terjadi Senin (4/12) malam. Dua orang tak dikenal bertopeng dan bersenpi, menghampiri Hasbi dan 2 rekannya, yang sedang mencari ikan. Mesin perahu, dirampas perompak sambil menodongkan senpi.
Peristiwa itu juga dibenarkan Kepala Pengawas Pelabuhan Perikanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kecamatan Sebatik Wira Hadi Susanto. Para nelayan korban perompakan tiba kembali ke Ssbatik sekira pukul 02.00 Wita, Selasa (5/12) dini hari, dan melapor ke Polsek Sebatik. Pascakejadian, beberapa nelayan takut melaut.
(mdk/cob)